Kutip Imam Ghozali, Gus Baha: Timbang Kita Tahajud untuk Menuntut Allah, Mending Tidur

 Kutip Imam Ghozali, Gus Baha: Timbang Kita Tahajud untuk Menuntut Allah, Mending Tidur

Gus Baha (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ulama kharismatik asal Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) menjelaskan bahwa orang yang tidak Tahajud dan lebih memilih tidur disebut juga baik.

Dalam konteks ini yang dimaksud KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha adalah niat tidur dalam rangka untuk menikmati rahmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Perbandingannya adalah ketika niat Tahajud semata-semata hanya untuk menuntut Allah SWT.

“Ada orang sholat Tahajud, terus obsesinya agar hajatnya terkabul. Sementara yang tidur, obsesinya menikmati rahmatnya Allah (karena) bisa tidur,” kata Gus Baha dalam sebuah pengajiannya dikutip Hidayatuna.com, Senin (29/4/2024).

Menukil kalimat dari hujjatul Islam, Imam Ghozali, Gus Baha menjelaskan bahwa orang memilih tidur dari pada shalat Tahajud dinilai lebih baik.

Sebab, jika niat shalat Tahujudnya tidak tepat bisa menimbulkan kufur nikmat.

“Kata Imam Ghozali timbang kita Tahajud untuk menuntut Allah, mending tidur saja. Karena nanti bisa mempunyai akibat, setan memberikan bisikan; la nyatanya kamu sholat Tahajud ya gak terkabul (hajatnya),” jelasnya.

Ketika muncul pikiran begitu, dikhawatirkan nantinya mereka menganggap hadist Nabi yang menyebut bahwa doa Tahajud mustajab, diragukan.

Untuk menghindari yang demikian ini, lanjut Gus Baha, maka memilih tidur dengan niat mensyukuri nikmat Allah, dari pada Tahajut namun terobsesi dengan menuntut Allah agar hajatnya dikabulkan, disebut lebih baik.

“Jadi ulama itu mulai dulu sudah berpikir, banyak orang menjadikan Tahajud (atau) sholat malam media untuk hajatnya. Dan kalau gak kesampaian, ini putus asa. Menyalahkan kiainya dengan menuding ijazahnya gak manjur, dan macem-macem,” ujarnya.

Sebagai informasi, dilansir dari laman resmi Kemenag RI, shalat Tahajud merupakan salah satu shalat sunnah yang sangat dianjurkan.

Dalam pelaksanaannya, shalat Tahajud dilakukan di malam hari setelah bangun tidur. Jumlah rakaatnya tidak dibatasi, namun setiap dua rakaat ditutup dengan salam. []

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *