Kuasa Allah, Pesantren di Tepi Sungai Masamba ini Tidak Tersentuh Banjir Bandang
HIDAYATUNA.COM – Banjir bandang yang terjadi di Masamba, Kabupaten Luwu Utara ternyata menunjukkan kekuasaan Allah, karena salah satu pesantren yang berada di tepi sungai ternyata sama sekali tidak tersentuh banjir.
Keajaiban tersebut terjadi pada Pondok Pesantren Hidayatullah yang terletak hanya 100 meter dari sungai masamba.
Amrullah pengurus yayasan Hidayatullah masamba mengatakan bahwa beberapa hari sebelum bencana sebenarnya sungai tersebut sudah beberapa kali meluap dikarenakan tingginya intensitas curah hujan.
Amrullah menjelaskan bahwa banjir sudah lima kali terjadi dalam beberapa hari terakhir. Pada banjir pertama, air sungai membawa material seperti kayu dan pasir. Akibatnya sungai menjadi dangkal karena endapan pasir menebal.
Sampai kemudian pada senin (13/7) malam sungai benar-benar meluap dengan hebat hingga menerjang seluruh kota.
“Pemerintah mengeluarkan peringatan, ‘Semua warga Masamba di dekat sungai menjauh, karena air semakin tak terkendali!” tutur Amrullah.
Banjir Bandang beserta lumpur tersebut benar-benar dahsyat, sehingga melumpuhkan seluruh kota. Bahkan dibeberapa tempat endapan lumpur mencapai ketinggian 2 meter.
Yang membuat Amrullah dan para santri heran adalah kondisi di dalam pesantren seperti biasa-biasa saja. Namun, pemandangan kontras terlihat di sekitar pesantren.
“Di dalam pesantren sama sekali enggak ada bencana, kalau di luar pesantren sudah banyak rumah tertimbun (lumpur)” tuturnya.
Seseorang yang bernama Echa Kartini Bassiang mengunggah status di facebook tentang pesantren hidayatullah yang tidak tersentuh banjir ini.
Ia mengaku hal tersebut sebagai bukti kekuasaan Allah SWT karena rumah disekitar pesantren air bahkan mencapai atap.
“Bukti kekuasaan Allah, keponakanku wulandari (anaknya adeku sultan) yang dari Palopo, mondok di Hidayatullah Masamba lokasinya di samping jembatan lorong dikit masuk, bercerita, pesantrennya “tidak tersentuh air sama sekali” sementara rumah di sekelilingnya air sudah sampai atap padahal rumah itu lebih tinggi daripada pondok, air seperti disetir untuk tidak menyentuh pondok…Masya Allah,”. tulisnya.
Masyarakat sekitar pesantren pun terheran-heran dengan kejadian ini “Luar biasa Pesantren Hidayatullah itu tidak terdampak” sebut Amrullah mengutip ungkapan warga sekitar.
Ia pun menilai bahwa kejadian tersebut merupakan pertolongan Allah semata. “Artinya ada keajaiban, ada pertolongan Ilahi, mungkin karena para santri melakukan shalat malam, wirid dan berbagai amalan” sebutnya.
Para Santri Berdzikir Hingga Dini Hari
Wulan, santri yang disebut dalam status tersebut bercerita. Bahwa senin malam itu, selepas shalat isya ustadzahnya mengabarkan bahwa sebentar lagi akan terjadi banjir besar.
Para santri dan santriwati pun dikumpulkan secara terpisah di asrama masing-masing. Wulan dan sekitar 90 teman-teman santriwati berkumpul di mushalla. Mereka diminta untuk mempersiapkan diri jika banjir menerjang pesantren.
Mereka juga diminta mempersiapkan berkas-berkas penting untuk diselamatkan. Malam itu wulan mengaku sangat takut. Apalagi saat itu ia mendengar suara gemuruh, yang ia kira suara temannya yang mengorok namun ternyata suara air.
Malam itu, tutur Wulan, ia dan para santri membaca Al-Qur’an dan berdzikir kepada Allah dan berdoa agar diselamatkan dari banjir “Sampai jam 1 malam (dinihari)” tuturnya.
Subhanallah! Wulan dan kawan-kawan serta para ustadz-ustadzahnya bersyukur kepada Allah karena ternyata malam itu bencana tidak melanda pesantrennya. Wulan pun mengakui bahwa kejadian itu semata atas kehendak Allah SWT.