Konstantinopel dan Gereja yang Menjadi Masjid
HIDAYATUNA.COM – Ada sebuah hadis yang menyebutkan penaklukan Kota Konstantinopel:
ﻗﺎﻝ ﺑﺸﺮ اﻟﻐﻨﻮﻱ ﺳﻤﻌﺖ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ، ﻳﻘﻮﻝ: «ﻟﺘﻔﺘﺤﻦ اﻟﻘﺴﻄﻨﻄﻴﻨﻴﺔ، ﻭﻟﻨﻌﻢ اﻷﻣﻴﺮ ﺃﻣﻴﺮﻫﺎ، ﻭﻟﻨﻌﻢ اﻟﺠﻴﺶ ﺫﻟﻚ اﻟﺠﻴﺶ» ﻫﺬا ﺣﺪﻳﺚ ﺻﺤﻴﺢ اﻹﺳﻨﺎﺩ، ﻭﻟﻢ ﻳﺨﺮﺟﺎﻩ ” – ﺻﺤﻴﺢ
Bisyr Al-Ghonawi mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik-baik panglima adalah panglima penakluk tersebut. Dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang tersebut.” (HR Al-Hakim ia menilai Sahih dan juga oleh Adz-Dzahabi, demikian pula oleh Al-Hafidz Al-Haitsami)
Dari hadis itu ada seorang Sahabat yang berusaha menaklukkan Konstantinopel namun belum berhasil:
ﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﻋﻤﺮاﻥ: «ﻓﻠﻢ ﻳﺰﻝ ﺃﺑﻮ ﺃﻳﻮﺏ ﻳﺠﺎﻫﺪ ﻓﻲ ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻠﻪ ﺣﺘﻰ ﺩﻓﻦ ﺑاﻟﻘﺴﻄﻨﻄﻴﻨﻴﺔ» أبو داود
Abu Imran berkata bahwa Sahabat Abu Ayyub selalu berjihad (untuk menaklukkan Konstantinopel) hingga beliau wafat) dan dimakamkan di Konstantinopel. (HR Abu Dawud)
Konstantinopel baru berhasil ditaklukkan oleh Sultan Fatih dari Dinasti Utsmaniyah pada 1453 Masehi. Ada sebuah bangunan besar berupa gereja yang kemudian menjadi Masjid, yaitu Hagia Sophia.
Bolehkah dari gereja berubah menjadi Masjid? Mufti Al-Azhar, Syekh Hasan Ma’mun, pada tahun 1957 menyampaikan fatwa:
ﻳﺠﻮﺯ ﺗﺤﻮﻳﻞ اﻟﻜﻨﻴﺴﺔ ﺇﻟﻰ ﻣﺴﺠﺪ ﺇﺫا ﻛﺎﻧﺖ ﻣﻌﻄﻠﺔ ﻭﻻ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻬﺎ ﻓﻴﻤﺎ ﺃﻧﺸﺌﺖ ﻣﻦ ﺃﺟﻠﻪ ﺑﺴﺒﺐ ﻋﺪﻡ ﻭﺟﻮﺩ ﻣﺼﻠﻴﻦ ﺑﻬﺎ
Boleh mengalihkan gereja menjadi Masjid jika gereja tersebut kosong dan tidak digunakan karena faktor yang menyebabkan tidak ada orang yang ibadah di tempat tersebut. (Fatawa Al-Azhar 7/167)
Saya ke Turki bukan untuk melanjutkan Khilafah, juga bukan mengikuti sistem sekuler, sebab keduanya adalah sebuah sistem yang akan mengalami pergantian dan tidak abadi. Di Turki ada nilai-nilai keabadian apapun sistem negaranya.