Kompas IAIN: Titik Temu Antara Ilmu Astronomi Dengan Ilmu Falak
HIDAYATUNA.COM, Jember – Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri, atau IAIN Jember dalam sebuah wadah Komunitas Pecinta Astronomi Islam, atau Kompas, belajar ilmu bintang, atau astronomi, dan bulan, atau Falak, melalui teleskop. Sementara, bagi Royhanah Qoutrun Nada, sebagai anggota Kompas (Komunitas Pecinta Astronomi Islam) dan mahasiswa semester III yang baru dilantik jadi anggota Kompas itu mengaku, awal kali ingin ikut Kompas adalah penasaran dengan melihat benda-benda langit dari teropong bintang.
“Ya, kegiatan Kompas yang paling asyik waktu pengamatan benda langit dari teropong bintang,” katanya, di Jember, Minggu (15/9/2019).
Pada kesempatan yang lain, Ketua umum Kompas, Agung Nursufa Imamudin, menjelaskan bahwa Kompas dinaungi oleh Laboratorium Fakultas Syariah IAIN Jember, bukan termasuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
“Kompas itu bukan UKM, tapi komunitas di bawah laboratorium syariah yang berdiri mulai sejak 2016. Bahkan, sudah mewarnai dunia mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Jember selama tiga tahun,” jelasnya.
Mendirikan komunitas itu disebabkan dengan adanya mata kuliah yaitu ilmu falak. Suatu ilmu yang sering dipakai dalam menentukan awal puasa, hari raya, dan arah kiblat, hingga waktu salat ada kegiatan lapangan.
“Kaitannya teleskop dalam ilmu falak adalah hal yang umum, dan diketahui masyarakat untuk melihat hilal. Lewat hilal tersebutlah, sering digunakan untuk menentukan awal bulan, termasuk awal puasa. Sehingga, dari sana terbentuklah komunitas dengan nama Kompas, paparnya.
Di beberapa kota komunitas astronomi itu banyak. Akan tetapi, baginya, perbedaan Kompas dengan komunitas astronomi lainya adalah memadukan ilmu falak dengan astronomi umum. Pengetahuan tentang astronomi juga diterima oleh Agung dan anggota Kompas lainya.