Kominfo Pastikan Video Viral Wapres Salat Jenazah Hoax

 Kominfo Pastikan Video Viral Wapres Salat Jenazah Hoax

Kominfo Pastikan Video Viral Wapres Salat Jenazah Hoax (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Beredar sebuah rekaman video yang mencatut nama Wakil Presiden RI KH. Ma’ruf Amin sedang melakukan salat jenazah disertai rukuk dan sujud menjadi viral.

Dalam narasi yang beredar disebutkan KH. Ma’ruf Amin hadir dalam proses pelepasan jenazah pejabat Malaysia mewakili pemerintah Indonesia.

“Faktanya, sosok yang melakukan salat dalam rekaman video tersebut bukanlah Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin,” tulis dalam keterangan laman resmi Kominfo, dikutip Jumat (13/05/2022).

Diketahui, pria dalam video tersebut adalah Gubernur Sarawak, Malaysia. Dia adalah Tun Pehin Sri Abdul Taib Mahmud yang tengah menghadiri salat jenazah mantan Gubernur Sarawak.

Sedangkan jenazah itu adalah Almarhum Tun Pehin Sri Datuk Patinggi Abang Muhammad Salahuddin Abang Barieng di Masjid Jamek. Saat itu, Abdul Taib Mahmud baru datang ke Masjid Jamek dan melaksanakan salat tahiyatul masjid terlebih dahulu.

Sementara itu, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan, Dr KH Muammar Bakry Lc MA menanggapi soal berita hoax tersebut. Ia mengingatkan, berdosa jika orang ikut menyebarluaskan berita bohong semacam itu.

“Sungguh itu sudah mengarah pada fitnah dan karena itu sebaiknya kita tidak share hal-hal yang mengarah kepada fitnah. Apalagi, dialamatkan pada tokoh tertentu sebagai wapres dan juga sebagai ulama, tidak mungkin melakukan seperti itu,” katanya, dilansir dari mui.or.id.

KH Muammar Bakry mengungkapkan, ada hadis yang menyatakan, Kafaa bilmar’i kaziban anyahdutsa bimaa yasma’: ‘Seorang itu sudah dianggap pembohong pendusta kalau dia menyampaikan sesuatu yang belum valid’.

“Nah, ini share seperti ini kalau kita lakukan, berita yang tidak valid, apalagi mengarah pada fitnah maka kita menjadi bagian dari orang yang terdaftar sebagai pembohong. Apalagi kalau misalnya itu mengarah kepada fitnah, berarti kita juga menjadi pemfitnah atau tukang fitnah. Ini, dua ini, dua dosa yang kita tidak sadari bahwa kita sudah masuk daftar pembohong, dan yang kedua adalah pemfitnah,” pungkasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *