Kisah Warga AS yang Awalnya Benci Islam Lalu Jadi Mualaf
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Presiden Nusantara Foundation, Imam Shamsi Ali saat menjadi pembicara dalam forum dialog di New York City pasca tragedi bom serangan 11 September atau serangan 9/11 silam. Mengisahkan pengalamannya mengenai seorang warga AS (Amerika Serikat) yang awalnya membenci Islam kemudian menjadi mualaf.
Imam Shamsi bercerita saat tengah berlangsung forum dialog. Tiba-tiba ada seorang pemuda kulit putih dengan postur tubuh kekar masuk dan berteriak, mencaci maki Nabi Muhammad SAW.
Kala mengenang peristiwa itu, Penggagas dan pendiri Pondok Pesantren Pertama di Amerika itu mengaku sempat ingin marah besar. Yaitu Pondok Pesantren Nur Inka Nusantara Madani di Connceticut USA.
Namun, seketika ia sadar, pada momen inilah ia harus menunjukkan akhlak yang baik kepada orang yang membenci Islam. Hal itu sebagaimana contoh dari Rasulullah SAW sendiri. Maka, Imam Shamsi hanya meminta hadirin untuk tetap tenang dan acara pun berlanjut hingga usai.
Sesudah acara selesai, Imam Shamsi mencoba untuk mendekati si pemuda tadi dan mengajaknya bersalaman. Sepekan kemudian, ia datang lagi sehingga Imam Shamsi memintanya untuk mempelajari tentang Islam agar tidak parsial dalam memandang Islam.
“Singkat cerita, saya kemudian mendapatkan kabar bahwa dia sudah memeluk Islam setelah mempelajari Islam enam bulan lamanya. Alhamdulillah, dari yang tadinya membenci Islam menjadi cinta terhadap Islam,” ujar Imam Shamsi dilansir dari Republika, Kamis (17/12/2020).
Sebagai informasi, selain menjabat sebagai Presiden Nusantara dan pendiri Pondok Pesantren Nur Inka Nusantara Madani di Connceticut USA, Imam Shamsi Ali adalah seorang ulama tafsir dan ilmu perbandingan agama. Ia sangat fasih berbahasa Indonesia, Inggris, Arab dan Urdu.
Saat ini dirinya juga menjabat sebagai Imam Kamaica Muslim Center New York, yakni sebuah komunitas muslim terbesar di Kota New York. Selain itu Imam Shamsi juga menjabat sebagai Presiden Muslim Foundation of America.