Kisah Unta dan Keledai yang Antusias Lihat Makam Rasulullah

 Kisah Unta dan Keledai yang Antusias Lihat Makam Rasulullah

Dalil batu nisan (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Salah satu ulama besar Indonesia, KH Maimoen Zubair semasa hidup kerap menceritakan bagaimana antusiasnya binatang-binatang tunggangan seperti unta atau keledai setiap kali melihat makam Rasulullah SAW.

Dalam sebuah utas yang diceritakan ulang akun Twitter dengan nama Ceramah Gus Baha mengisahkan bagaimana Mbah Moen sapaan KH Maimoen Zubair kerap bercerita tentang kisah binatang tunggangan ini.

Mbah Moen sering bercerita, dulu ayahnya Kiai Zubair masih menyaksikan zaman dimana setiap rombongan dari Makkah menuju Madinah, binatang binatang yang menjadi kendaraan mereka, seperti unta atau keledai berlari kencang tanpa kendali saat mulai melihat kubah hijau yang brada di atas makam Rasulullah.

“Mereka berlari kencang tanpa kendali karena sangat rindu pada Rasulullah SAW,” tulis akun @gusbahadaily dikutip Selasa (11/5/2021).

Fenomena yang luar biasa ini juga diceritakan oleh Imam Ibnu Daiba’:

Tidakkah engkau lihat unta itu semakin cepat langkahnya bercucuran deras dari matanya, bagaikan hujan yang tercurah dari mendung.

Maka biarkanlah, jangan tarik tali kekang dan janganlah kau menggiringnya karena yang menariknya adalah kerinduan pada Nabi Muhammad.

Luapkanlah rasa cintamu sebagaimana yang dilakukan unta dan jika tidak maka cintamu pada Nabi adalah dusta.

Perhatikan, kota Akiq telah nampak dan inilah kubah Nabi yang terang cahayanya.

Dan itulah kubah yang hijau dan Nabi bermakam di sana. Seorang Nabi yang cahayanya menerangi kegelapan.

Mbah Moen menjelaskan, sekarang banyak orang yang tertipu dengan amalnya (mungkin karena kebodohannya), saat mereka masuk ke Kota Madinah.

Mereka tak berniat ziarah ke makam Nabi Muhammad sebagai tujuan utama. Namun mereka ke Kota Nabi hanya untuk melaksanakan salat arba’in (Jamaah 40 waktu) atau beribadah di Raudhah.

Mbah Moen memberikan nasihat agar umat Islam berziarah ke makam Rasulullah untuk bershalawat dan mengucapkan salam kepada beliau serta mengenang kebaikan dan perjuangan beliau menyebarkan Islam.

“Barang siapa berhaji namun tidak menziarahiku maka sunggu ia telah sombong kepadaku,” jelasnya.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *