Kisah Seorang Anak Yatim dan Kasih Sayang Utsman bin Affan

 Kisah Seorang Anak Yatim dan Kasih Sayang Utsman bin Affan

Idulfitri: antara Tuntunan dan Tradisi Muslim di Indonesia (Ilustrasi/Freepik)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Alkisah di Kota Madinah yang ramai, hiduplah seorang anak yatim piatu bernama Abdullah. Orang tuanya telah meninggal, meninggalkannya tanpa seorang pun yang merawatnya.

Meski dalam keadaan sulit, Abdullah dikenal dengan semangat ceria dan hatinya yang hangat.

Suatu hari, saat sedang bermain di jalanan Kota Madinah, Abdullah menarik perhatian Utsman bin Affan, salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasalam.

Utsman dikenal karena kebaikan dan kemurahan hatinya, dan dia sangat tersentuh melihat anak yatim piatu itu.

Utsman menghampiri Abdullah sambil tersenyum lembut dan berkata,

“Salam sejahtera bagimu, anak muda. Siapa namamu dan di mana orang tuamu?”

Abdullah dengan sedikit kesedihan di matanya menjelaskan situasinya dan bagaimana dia kehilangan orang tuanya.

Tersentuh oleh belas kasihan, Utsman mengambil alih Abdullah. Ia tidak hanya menjadi wali anak yatim piatu tetapi juga memperlakukannya seolah-olah ia adalah anaknya sendiri.

Utsman memberi Abdullah makanan, pakaian, dan rumah yang penuh kasih sayang.

Dia memastikan bahwa anak muda tersebut menerima pendidikan, memberinya pelajaran berharga dari Al-Qur’an dan tradisi Nabi Muhammad (saw).

Taman Kebahagiaan Milik Utsman bin Affan

Utsman juga memiliki taman yang indah di Madinah, yang terkenal dengan tanaman hijau subur dan bunga harum.

Dia sering mengajak Abdullah ke taman, di mana anak laki-laki itu menemukan ketenangan dan kebahagiaan di tengah keindahan alam.

Di taman, Utsman mengajari Abdullah tentang pentingnya rasa syukur, kasih sayang, dan kepedulian terhadap mereka yang kurang beruntung.

Ia berbagi kisah cinta Nabi kepada anak yatim dan menekankan pentingnya kebaikan dalam Islam.

Tahun-tahun berlalu, Abdullah tumbuh menjadi pemuda yang bertanggung jawab dan baik hati di bawah bimbingan Utsman.

Kasih sayang Utsman tidak hanya mengubah kehidupan Abdullah tetapi juga menanamkan dalam dirinya nilai-nilai kemurahan hati dan empati.

Ketika Utsman bin Affan meninggal dunia, Abdullah meneruskan warisan kasih sayang walinya.

Beliau mendedikasikan hidupnya untuk membantu anak yatim piatu lainnya dan mereka yang membutuhkan, menyebarkan cinta dan kebaikan ke seluruh masyarakat.

Kisah yang mengharukan ini menggambarkan dampak mendalam dari kasih sayang dan kepedulian, menampilkan hubungan indah antara Utsman bin Affan dan anak yatim piatu Abdullah.

Hal ini berfungsi sebagai pengingat akan pentingnya merawat kelompok rentan dalam masyarakat dan hidup berdasarkan prinsip-prinsip mulia Islam. []

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *