Kisah Sahabat yang Diamalkan Aswaja

 Kisah Sahabat yang Diamalkan Aswaja

Serba Kesulitan, Tapi Ulama Dahulu Rajin Menulis (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Kumpulan kitab-kitab sejarah, thabaqat dan syarah hadis bisa menyatu di karya ustaz muda yang sedang naik daun sirih, Ahmad Husain Fahasbu.

Ada sekitar 36 sahabat yang hidup di masa terbaik berkumpul bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Dari masing-masing nama sahabat, penulis berhasil memberi ‘gelar’ atas pengalaman para sahabat tersebut dengan pemimpin panutan, Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.
Karena banyak para sahabat yang sudah diulas oleh para ahli endorse maka saya mengambil beberapa nama sahabat yang ada kaitan dengan amalan Aswaja, sebab saya berkhidmat di Aswaja NU Center, juga bermakna senter yang ibarat sentolop untuk menerangi tuduhan bidah dan syirik.
1. Fatimah binti Asad
Kita mengambil tawasul dari sahabat yang menjadi istri Abu Thalib, ibunda Sayidina Ali, yang disebut sebagai “ibu” oleh Nabi dalam hadis saat Nabi memakamkan bibinya hingga ke liang lahat dan berdoa:
اللَّهُ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ، اغْفِرْ لِأُمِّي فَاطِمَةَ بِنْتِ أَسَدٍ، ولَقِّنْهَا حُجَّتَهَا، وَوَسِّعْ عَلَيْهَا مُدْخَلَهَا، بِحَقِّ نَبِيِّكَ وَالْأَنْبِيَاءِ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِي، فَإِنَّكَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ»
Artinya:
“Allah, yang maha menghidupkan dan mematikan. Dia maha hidup dan tidak akan mati.
Ampuni ibuku, Fatimah binti Asad. Tuntun hujjah kepadanya, lapangkan kuburnya,
Dengan haqq Nabi Mu dan nabi-nabi sebelum aku, sungguh, Engkau dzat yang pemurah di antara yang pemurah.’
Rasulullah membaca takbir empat kali, lalu memasukkan jenazah bibinya ke dalam liang lahat bersama Al-‘Abbas dan Abu Bakar’.” (HR. Al-Thabarani)
Bagi yang anti tawasul hadis ini selalu dituduh daif karena ada perawi bernama Rauh bin Shalah.
Bagi Al-Hakim dan Ibnu Hibban termasuk perawi terpercaya, namun beliau berdua dianggap tasahul dalam hal ini.
Bagi kita dalil tawasul masih banyak sekali selain hadis di atas.
2. Sawad bin Qarib
Dari sahabat ini kita mengambil kesimpulan bahwa Nabi adalah wasilah terdekat kepada Allah, sebagainya ia syairkan:
ﻭﺃﻧﻚ ﺃﺩﻧﻰ اﻟﻤﺮﺳﻠﻴﻦ ﻭﺳﻴﻠﺔ • ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻳﺎ اﺑﻦ اﻷﻛﺮﻣﻴﻦ اﻷﻃﺎﻳﺐ
Artinya:
“Sungguh engkau adalah perantara terdekat kepada Allah di antara para Nabi, wahai putra orang-orang mulia.” (Al-Bidayah wa An-Nihayah, 2/408)
Sayangnya di buku ini penulis mengutip riwayat yang berbunyi شفاعة padahal di beberapa kitab sejarah berbunyi وسيلة. Justru saya kuatir kalimat wasilatan ini sengaja ditahrif.
3. Sa’ad bin Mu’adz
Sahabat ini juga diungkap begitu gamblang. Namun saya memberi tambahan tentang amalan Aswaja berkait sahabat ini, yaitu mendoakan tahlil.
Nabi shalallahu alaihi wasallam dan para Sahabat mendoakan dengan kalimat-kalimat dzikir di antaranya dengan tahlil di makam Sa’d bin Mu’adz:
ﻓﺪﺧﻞ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺒﺮﻩ , ﻓﺠﻌﻞ ﻳﻜﺒﺮ ﻭﻳﻬﻠﻞ ﻭﻳﺴﺒﺢ
Artinya:
“Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam masuk ke dalam kuburnya Sa’ad, Rasulullah membaca takbir, tahlil dan tasbih.” (HR. Al-Hannad dalam Az-Zuhd, redaksi hadis lain terdapat dalam Musnad Ahmad, Itbat Adzab Al-Qabri karya Al Baihaqi, dan lain-lain). []

Ma'ruf Khozin

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *