Kisah Perjalanan Spiritual Pendeta Australia yang Memutuskan Masuk Islam
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Seorang pendeta asal Australia, Gould David, yang telah melayani gereja selama 45 tahun membuat keputusan besar dalam hidupnya.
Ia secara mengejutkan mengumumkan diri masuk Islam.
Setelah memutuskan menjadi mualaf, kini Gould David telah mengubah namanya menjadi Abdul Rahman.
Dilansir dari About Islam, ia mengisahkan perjalanannya ke Perth untuk menghadiri pemakaman saudara iparnya, yang membawanya memperoleh ilham untuk masuk Islam.
Saat itu, ketika memesan hotel, pendeta Gould David secara kebetulan mendapat hotel yang berdekatan dengan masjid utama Perth. Jarak dengan masjid ke hotel tidak jauh, sekitar 150 meter.
Saat berjalan melewati depan masjid, tiba-tiba dia merasakan ada panggilan hati untuk pergi dan mengunjungi masjid tersebut. Saat berkunjung ke masjid itulah, ia tak sengaja bertemu dengan seorang imam masjid tersebut.
Pada kesempatan itu, Gould David mendapat hadiah dari sang imam berupa salinan Al-Quran. Setelah menerima hadiah al-Qur’an, dia pun tidak terbersit sedikit pun untuk masuk Islam.
“Selama bertahun-tahun, saya punya al-Quran di rak buku saya, saya hampir tidak menyentuhnya, tapi kali ini, saya kembali ke hotel dan Anda tahu saya bersujud dan bertanya kepada Tuhan, Anda tahu, tunjukkan kebenaran mutlak, tunjukkan pada saya apakah Islam itu benar atau tidak,” ungkapnya dikutip Jum’at (12/1/2024).
Sambil terus berlutut, Gould David terus meminta kepada Tuhan untuk menunjukkan kebenaran itu.
alah satu kalimat yang dia sampaikan dalam doanya adalah mempertanyakan apakah Kekristenan Ortodoks benar atau salah.
“Saya bersujud dan berdoa lalu saya duduk dan membaca al-Qur’an dan saya menyadari secara intuitif, intelektual, emosional, dan spiritual bahwa ini adalah firman Tuhan yang sebenarnya,” gumamnya.
Sekembalinya ke Tasmania, dia menulis surat kepada Uskupnya yang mengumumkan bahwa dia telah menerima Islam dan mengucapkan syahadat.
“Saya menyatakan syahadat dalam surat kepada uskup itu, tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad (SAW) adalah utusan terakhirnya dan ini adalah pesan terakhir dan saya tidak punya pilihan selain menaatinya,” jelasnya.
“Jadi, alhamdulillah saya menghubungi Imam di Perth dan mengajak Shahara melalui telepon, kemudian pada hari Rabu dan kemudian pada hari Jumat saya pergi ke Jumuah di masjid di Hobart dan mengucapkan syahadat di depan masyarakat,” tandasnya. []