Kisah Nabi Yunus dan Kaumnya yang Beriman Sebelum Diazab

 Kisah Nabi Yunus dan Kaumnya yang Beriman Sebelum Diazab

Ilustrasi/Hidayatuna

HIDAYATUNA.COM – Kisah Nabi Yunus saat berdakwah sempat tidak dipercaya kaumnya saat itu. Hal itu disampaikan Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim) ketika ngaji kitab Kasyifatu Sajjah Safinah di kanal Youtube SANTRI GAYENG.

Gus Baha menjelaskan bahwa di jaman Nabi Yunus, belum ada pihak keamanan yang siap menyergap saat mereka tak percaya Nabi. Tidak seperti saat ini, yang apa-apa serba mudah.

Nabi Yunus yang merupakan utusan Allah dan memiliki kedekatan dengan Allah pun memberi ancaman kepada kaum yang membangkang tersebut. Nabi mengatakan bahwa dalam 3 hari kemudian Allah SWT. akan menurukan azab.

Awalnya mereka tidak peduli pada apa yang dikatakan Nabi Yunus. Tapi tiba-tiba saja mereka kepikiran, ‘jangan-jangan benar’. Saat pikiran itu menguasai kaum yang membangkang itu, saat itu juga rumah Nabi Yunus mulai diintai.

Ketika Nabi Yunus Purik

Mereka ingin tahu apakah Nabi Yunus ada di kediamannya atau telah pergi. Saat diintai, ternyata Nabi Yunus sudah pergi meninggalkan tempat tersebut. Nabi Yunus sebelumnya telah 3 hari berdakwah kepada kaumnya, namun mereka tidak dipercaya pada Tuhan.

Dulu, kata Gus Baha, dalam Islam diperbolehkan untuk pergi ketika marah karena kaumnya membangkang. Bukan karena takut akan azab. Sebagaimana suami yang purik karena marah dengan istrinya–atau sebaliknya.

Mereka mengira Nabi pergi karena takut akan azab yang ditimpakan di tempat tersebut. Maka pergilah ia meninggalkan kota itu. Padahal tidak demikian.

Rupaya kepergian Nabi Yunus untuk meninggalkan tempat tersebut justru membawa cahaya Islam kepada kaum yang tidak percaya Tuhan. Kaum mereka pun percaya bahwa Nabi Yunus adalah utusan Allah dan ajaran tauhid yang disampaikan itu benar. Mereka kemudian beramai-ramai untuk beriman.

Kaum tersebut bertaubat dan memohon ampunan atas semua kesalahan mereka. Temasuk tingkah-tingkah zalim yang mereka lakukan, semua diselesaikan saat itu juga.

Seperti rumah yang sudah dibangun permanen, tetapi karena di tanah milik orang lain kemudian rumah itu dirobohkan. Ada pula batu, Gus Baha mengisahkan, yang mereka curi kemudian dikembalikan. Allah SWT. menerima permohonan maaf kaum tersebut sehingga Allah tidak menurunkan azab-Nya.

 

 

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *