Kisah Nabi Saleh dan Pembangkangan Kaum Tsamud
HIDAYATUNA.COM – Nabi Saleh dikaruniai mukjizat berupa unta betina yang keluar dari batu sebagai bekal dalam berdakwah. Dalam daftar 25 nabi, Saleh biasanya berada di urutan kelima, setelah Hud dan sebelum Ibrahim.
Dan kaum kepada Tsamud, (Kami utus) saudara mereka Saleh. Dia berkata, ‘Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih. ” (QS. Al-A’raf (7): 73)
Sebagian ulama menyebutkan bahwa silsilah Saleh adalah Saleh bin Ubaid bin Masih bin Ubaid bin Hadir bin Tsamud bin Atsir bin Aram / Iram bin Sem / Sam bin Nuh. Menurut pendapat yang masyhur, Saleh diutus sebelum masa Ibrahim, meski sebagian ulama pernyataannya setelahnya.
Saleh diutus pada saudara sekaumnya keturunan Tsamud yang rusak setelah kehancuran kaum ‘Ad awal. Disebutkan bahwa di tanah-tanah yang datar, kaum Tsamud yang membangun istana-istana, sedangkan bukitkisah B-bukit dan gunung-gunung mereka pahat untuk dijadikan rumah. Di negeri kaum Tsamud juga terdapat kebun-kebun dan mata air.
Saleh menyeru kaum Tsamud agar menyembah Allah sendiri dan bertakwa kepada-Nya. Dia juga tidak mengatasi ketidakseimbangan pada mereka atas dakwahnya.
Pembangkangan Kaum Tsamud
Saleh sebenarnya merupakan salah satu orang yang dihormati di kalangan kaum Tsamud dan diharapkan menjadi penerus tradisi mereka. Namun para pemuka kaum Tsamud kecewa setelah Saleh menyeru agar mengesakan Allah dan mengharuskan untuk meninggalkan sesembahan yang sudah menjadi bagian adat mereka secara turun-temurun.
Sebagian dari kaum Tsamud beriman kepada Saleh, sedangkan sebagian yang lain tidak menaatinya, bahkan temannya, sehingga kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan.
Pemimpin dari pengikut Saleh adalah Junda ‘bin Amru bin Mahlah bin Lubaid bin Jawwas dan dia merupakan salah satu pemuka kaum Tsamud. Beberapa tokoh lain juga berkeinginan untuk mengikuti Saleh, tetapi Dzu’ab bin Amru bin Lubaid Al-Habbab dan Rabbab bin Sha’r bin Julmas yang merupakan pemuka kaum Tsamud penentang Saleh menghalang-halangi niatan mereka. Saleh juga mengajak sepupunya, Junda ‘bin Syihab, agar mengikuti ajarannya, tetapi Dzu’ab dan Rabbab mencegahnya.
Oleh para penentangnya, Saleh kemudian dituduh sebagai orang yang terkena sihir. Mereka juga tidak menerima bila Utusan Allah hanya manusia biasa seperti mereka, sehingga Saleh. Para penentangnya juga menuntut agar Saleh menunjukkan mukjizat sebagai bukti kerasulannya.