Kiai Said Aqil Sebut Santri Harapan Bangsa

Kiai Said Aqil Sebut Santri Harapan Bangsa (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Umum PBNU, masa bakti 2010 – 2021, KH Said Aqil Siradj dalam pidato upacara perayaan Hari Santri Nasional dua tahun yang lalu mengatakan santri yang dididik di pesantren bukan hanya diajarkan pengetahuan semata, namun juga pendidikan karakter yang kuat.
“Pendidikan karakter inilah yang membentuk akhlakul karimah yang melekat dalam diri santri,” ucap Kiai Said, dikutip dari Majalah Risalah NU edisi 112, dikutip Senin (24/10).
Menurut Kiai Said, para santri diajarkan untuk berinteraksi sosial dengan sesama anak bangsa dari berbagai daerah, kultur, adat istiadat, ekonomi, dan etnis yang beragam.
Dia menambahkan, santri juga dididik untuk melahirkan kebanggaan tersendiri sebagai bangsa, memiliki tradisinya sendiri, dan juga percaya diri terhadap struktur pengetahuan yang dimiliki.
Tidak hanya itu, pesantren mampu membentuk karakter santri menjadi problem solving di masyarakat. “Apa yang diajarkan pesantren selalu diorientasikan untuk memahami dan menjawab problem-problem kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,” ucapnya.
Muslim yang tercatat sebagai peraih The 500 Most Influential Muslims oleh Royal Islamic Strategic Studies Center di Yordania itu menyebut bahwa pendidikan pesantren merupakan institusi pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, ilmu, dan teknologi untuk kepentingan agama, masyarakat, negara, dan dunia.
Pesantren merupakan institusi pendidikan yang mengajarkan harmoni, persatuan, kesatuan, tata pergaulan kosmopolitan, yang menjadikannya sebagai great-tradition.
Dengan modal sosial budaya keagamaan tersebut, saya yakin, santri mampu menjawab berbagai problem keagamaan, kemasyarakatan, kebangsaan, dan dunia.
“Santri dituntut untuk terus memahami dan setia berpijak pada tradisinya sendiri, melakukan kontekstualisasi-inovasi, dan menyerap secara selektif berbagai perkembangan sains teknologi dan kebudayaan dari berbagai belahan dunia,” tandasnya. []