Khazanah Penyair Palestina: Tawfiq Ziad
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Tawfiq Ziad adalah salah satu penyair Palestina yang paling berpengaruh di abad ke-20.
Selain sebagai penyair, ia juga dikenal sebagai seorang politisi yang gigih memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.
Dalam esai ini, kita akan menjelajahi kehidupan Ziad, karya-karyanya, serta kontribusinya dalam memperjuangkan identitas dan kebebasan Palestina.
Tawfiq Ziad lahir pada tanggal 7 Mei 1929 di Nazareth, Palestina, yang saat itu berada di bawah wilayah Mandat Britania Raya.
Kelahirannya bertepatan dengan masa-masa penuh gejolak di Timur Tengah, di mana ketegangan antara komunitas Arab dan Yahudi meningkat.
Ziad tumbuh dalam lingkungan yang sarat dengan ketidakadilan dan penindasan, pengalaman yang kemudian sangat mempengaruhi karya-karyanya.
Ziad menempuh pendidikan dasar dan menengah di Nazareth, sebelum melanjutkan studi ke Moskow, di mana ia belajar sastra dan seni.
Di sinilah ia mulai mengasah kemampuan menulisnya dan mulai berkenalan dengan ide-ide revolusioner yang kelak menjadi ciri khas dalam karya-karyanya.
Selain sebagai penyair, Ziad juga seorang politisi yang aktif. Ia bergabung dengan partai politik Hadash dan terpilih sebagai anggota Knesset (parlemen Israel) pada tahun 1973.
Sebagai anggota parlemen, Ziad vokal dalam memperjuangkan hak-hak warga Palestina yang tinggal di Israel.
Ia dikenal karena pidato-pidatonya yang penuh semangat dan keberaniannya dalam menentang kebijakan diskriminatif terhadap orang-orang Arab di Israel.
Pada tahun 1976, Ziad memainkan peran kunci dalam memimpin “The Land Day”, sebuah demonstrasi besar yang menentang penyitaan tanah oleh pemerintah Israel.
Demonstrasi ini berakhir dengan bentrokan berdarah, tetapi menandai tonggak penting dalam sejarah perlawanan Palestina dan memperkuat posisi Ziad sebagai pemimpin karismatik.
Karya-karya Ziad mencerminkan perjuangan hidupnya dan pengalaman kolektif rakyat Palestina.
Puisinya kaya akan simbolisme dan metafora yang menggambarkan penderitaan, perlawanan, dan harapan.
Salah satu karya penting Ziad yang menunjukkan komitmennya terhadap perjuangan Palestina antara lain adalah puisi berjudul “Asyaddu ‘Ala Unadikum” yang ia tulis pada tahun 1970.
Puisi ini merupakan curahan hati Ziad tentang kesedihan dan penderitaannya atas nasib yang dialami oleh tanah Air dan bangsa Palestina.
Gaya penulisan Ziad ditandai dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh makna. Ia sering menggunakan simbolisme dan metafora untuk menyampaikan pesan-pesannya.
Bahasa yang ia gunakan adalah bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh masyarakat luas, sehingga puisinya dapat menjangkau audiens yang lebih besar.
Pengaruh Ziad dalam sastra Palestina sangat besar. Ia adalah bagian dari generasi penyair yang menulis tentang perjuangan dan identitas Palestina.
Karya-karyanya menjadi inspirasi bagi banyak penyair muda dan terus dibaca serta dihargai hingga hari ini.
Selain itu, Ziad juga berkontribusi dalam memperkenalkan sastra Palestina ke panggung internasional, melalui terjemahan karyanya ke berbagai bahasa.
Tawfiq Ziad meninggal dunia pada tanggal 5 Juli 1994 dalam kecelakaan mobil saat perjalanan pulang dari Jericho ke Nazareth.
Kematian Ziad adalah kehilangan besar bagi rakyat Palestina dan gerakan perlawanan mereka.
Namun, warisan Ziad tetap hidup melalui karya-karyanya dan pengaruhnya dalam politik serta sastra.
Sebagai seorang penyair, politisi, dan pejuang hak asasi manusia, Ziad meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah Palestina.
Karya-karyanya tidak hanya mencerminkan penderitaan dan perjuangan rakyat Palestina, tetapi juga memberikan suara kepada mereka yang sering kali terpinggirkan dan tidak terdengar.
Melalui puisinya, Ziad mengingatkan dunia akan pentingnya keadilan, kemanusiaan, dan keberanian untuk melawan penindasan.
Tawfiq Ziad telah dikenang sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah sastra dan politik Palestina.
Kehidupan dan karyanya mencerminkan perjuangan kolektif rakyat Palestina untuk hak dan keadilan.
Sebagai penyair, Ziad berhasil menangkap esensi dari penderitaan dan harapan rakyatnya melalui bahasa yang kuat dan penuh makna.
Sebagai politisi, ia berdiri teguh melawan ketidakadilan dan terus memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.
Warisan Ziad terus hidup melalui puisi-puisinya yang menginspirasi dan menggerakkan hati banyak orang, menjadikannya simbol perlawanan dan harapan bagi generasi mendatang. []