KH Said Aqil Siroj Sebut Batik Pakaian Pembeda Dengan Bangsa Lain

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, bahwa batik merupakan identitas bangsa Indonesia. Batik adalah warisan budaya yang sampai saat ini masih eksis.
“Alhamdulillah kita dijajah Belanda selama 350 tahun, batik tidak hilang,” kata Kiai Said Aqil di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (2/10).
Menurutnya tidak sembarangan orang bisa membatik. Butuh perjuangan untuk membuat batik, bahkan orang-orang terdahulu, untuk membuat motif dan pola, haruslah melakukan riyadhoh dan tirakat terlebih dahulu.
“Orang dulu membuat motifnya itu tidak sembarangan. Apalagi yang batik tulis. Konon katanya ketika akan membatik itu ada yang tirakat dulu sebab ada yang sampai dua tahun. Konon begitu yang batik tulis, itu untuk keberkahan,” kata KH Said Aqil Siroj menjelaskan.
Kiai asal Cirebon itu juga menyampaikan, bahwa membatik bukan semata-mata nilai materi, tetapi lebih kepada daya cipta untuk mempertahankan jati diri.
Menjadi warga negara Indonesia, menurut Kiai Said adalah amanat dari Allah Subhanahu wa ta’ala. “Saya jadi orang Indonesia bukan pilihan. Tiba-tiba Tuhan menghendaki saya jadi orang Indonesia, itu kan anugerah, amanah dari Tuhan,” tegasnya.
Ia menambahkan, batik merupakan produk warisan budaya Indonesia. Budaya inilah yang kemudian menjadi pembeda antar bangsa. Sebelum lahir, seseorang sudah berada dalam budaya tertentu dalam aturan tata cara pakaian dan tata cara hidup tertentu.
Orang Indonesia yang berpakaian gaya Arab, tidak ada hubungannya dengan kedalaman keberagamaan. Karena di zaman Rasulullah yang menggunakan pakaian seperti itu tidak hanya Rasulullah tetapi Abu Jahal dan Abu Lahab juga mengenakan pakaian yang sama dengan Rasulullah.
Dalam Islam, sambung Kiai Said, yang penting dalam berpakaian itu menutup aurat. “Mau sarung, kain, jilbab, kebaya, sari India, celana asal tidak terlalu ketat, yang penting menutut aurat. Adapun jika budaya bertabrakan dengan Islam, maka Islam meluruskan. Yang tidak bertabrakan, kita pertahankan seperti batik,” tegasnya.
Batik sudah menjadi warisan UNESCO. Tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Peringatan Hari Batik Nasional melalui Penerbitan Kepres No 33, 17 November 2009. Selamat Hari Batik Nasional.