KH Ma’ruf Amin Jelaskan Beda Dinamo dan Gasing Dalam Bernegara
HIDAYATUNA.COM, Serang – Pelatihan ini diikuti 100 peserta dari seluruh Indonesia dan berlangsung 3-8 September di Pondok Pesantren An Nawawi, Tanara, Serang, Banten. Pembukaan juga dihadiri jajaran Mustasyar PBNU, di antaranya KH Ma’ruf Amin, KH Mustofa Bisri, Abuya Muhtadi Dimyathi, TGH Turmudzi, serta KH Machasin. Selain jajaran Mustasyar, pembukaan juga dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj serta sejumlah pejabat di lingkungan TNI/Polri, dan Pemda Banten.
“Karena GP Ansor adalah gerakan, maka Ansor harus bergerak dan mampu menjadi dinamo, dinamo itu mampu menggerakkan semua, beda dengan gasing, dia hanya bergerak sendiri, jangan jadi seperti gasing, bukan hanya berputar-putar, tapi jadi dinamo yang bisa menggerakkan semuanya,” tegas KH Ma’ruf Amin.
Wakil Presiden terpilih KH Ma’ruf Amin meminta kepada kader Ansor dan Banser harus menjadi dinamo, bukan gasing. Selain itu, ia juga berpesan agar Ansor dan Banser tetap membela agama dan negara.
“Membela agama dalam pengertian mengawal agama supaya tidak dipahami secara salah. Membela negara berarti juga bahwa negara ini dibangun atas dasar konsensus nasional, di mana penyampaian aspirasi tidak boleh keluar dari kesepakatan,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (4/9/2019).
Kader Ansor mampu beradaptasi, pendapatnya, dengan perkembangan teknologi untuk menumbuhkan potensi ekonomi umat, seperti melahirkan start up, dan jaringan rintisan yang bisa mengonsolidasikan potensi NU.
Di sisi lain, Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, PKN dilakukan untuk mempersiapkan pemimpin masa depan, mencetak kader yang penuh integritas, dan profesional.
“Tadi Kiai Mustofa menyampaikan pesan kepada Ansor dan Banser. Kalau ada yang merendahkan Ansor dan Banser tidak usah kecil hati. Sebab Ansor dan Banser raksasa. Mereka kecil. Tidak ada alasan yang besar, raksasa, itu takut pada yang kecil,” tegasnya saat memerikan sambutan.
Sementara, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj juga berpesan kepada Ansor agar berani mengatakan iya jika itu memang benar, dan berani mengatakan tidak pada sesuatu yang bathil. Kepada Ansor dan Banser, Kiai Said berpesan empat hal agar Ansor dan Banser tetap berlaku profesional dan proporsional.
“Kedua, Ansor juga harus mampu membangun jaringan kerja sama dengan berbagai pihak. Ketiga, juga harus menguasai teknologi, dan terakhir harus bertanggung jawab terhadap nasib NU dan Ansor sendiri,’’ pungkas Kiai Said dalam pidatonya.