KH An’im Falahudin Mahrus Meminta Gus Muafiq Melakukan Silaturrahim dan Tetap Berdakwah
HIDAYATUNA.COM, Kediri — Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, KH An’im Falahudin Mahrus meminta KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq) berhati-hati dalam menyampaikan dakwah, tetap bersemangat untuk terus berdakwah, dan melakukan silaturahim atau tabayun supaya umat tidak salah persepsi di ceramahnya.
“Tadi disampaikan beliau, videonya dipotong-potong, padahal sudah dijelaskan Rasulullah tidak seperti manusia biasa, sudah dijelaskan tapi dipotong-potong,” tuturnya, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (10/12/2019).
Selain itu ia juga mengatakan, Gus Muwafiq menjelaskan tentang kata-kata rembes saat berceramah. Padahal, lanjutnya, menurut Gus Muwafiq maknanya adalah kotoran di mata setelah bangun tidur. Tetapi, orang lain mengatakan rembes adalah dekil. Bahkan, ia memberikan apresiasi terhadap sikap Gus Muwafiq yang tidak segan meminta maaf atas perkataan yang dinilai tidak baik.
“Gus Muwafiq sudah minta maaf jika ada kekeliruan. Kesalahan dia, tabayun. Ada sebagian yang diakui oleh beliau tentang pernyataan yang menurut beliau salah ketika itu. Ada yang beliau anggap pernyataan beliau itu karena perbedaan bahasa saja,” ungkapnya.
Di sisi lain, katanya, faedah dari silaturahim juga cukup banyak, salah satunya bisa menjelaskan masalah. Terlebih lagi, keluarga nahdliyin, pondok pesantren, tempat Gus Muwafiq juga sering memberikan dakwahnya.
Lebih lanjut, bagi seorang dai dengan jam dakwah yang cukup banyak, kadang terjadi kontroversi. Misalnya, saat Gus Dur (mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid) pernah dirundung ketika mengucapkan ucapan salam, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh diganti dengan ucapan selamat pagi.
Senada dengan Pengasuh ponpes Lirboyo tersebut, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj yang juga pernah di-bully dengan luar biasa. Dirinya berharap, dengan kejadian tersebut, Gus Muwafiq lebih berhati-hati saat berdakwah.
“Saya kira Kiai Ahmad Muwafiq tetap tegas dan terus melakukan dakwahnya. Mungkin kejadian ini ada introspeksi dan hati-hati dalam memilih bahasa,” ujar Ketua Umum PBNU.
Keluarga Pengasuh PP Lirboyo Kediri yang juga anggota DPRD Kota Kediri KH Abdul Mu’id Shohib (Gus Muid) menambahkan di hadapan pengasuh serta keluarga dari Pesantren Lirboyo Kediri, Gus Muwafiq meminta maaf atas kegaduhan yang bersumber darinya.
“Juga minta maaf ada pilihan kata di salah satu ceramahnya, kemudian disalahpahami. Beliau juga sudah menyatakan itu memang salah dan meminta maaf. Pengasuh Pesantren Lirboyo juga memberikan nasihat pada Gus Muwafiq agar tidak berhenti untuk berdakwah dan terus belajar,” jelas Gus Muid.
“Kemudian tadi dari masyayikh berikan nasihat ke beliau, agar tidak berhenti dan terus belajar. Dari kaca mata pesantren, masukan untuk beliau kami juga untuk kami semua, para masyayikh memberikan apresiasi untuk Gus Muwafiq mau minta maaf, taubat jika itu dianggap salah,” imbuhnya.
Para masyayikh, lanjut dia, berharap kejadian itu sebagai pengalaman dan ketika berdakwah dengan bahasa yang baik, sehingga kejadian tersebut tidak terulang lagi.
“Intinya mendukung untuk terus berdakwah, tidak berhenti berdakwah. Juga imbau warga NU, untuk mendukung dakwahnya Gus Muwafiq, apalagi jika ada yang mengganggu, kami berharap aparat juga menjamin keberlangsungan dakwah Gus Muwafiq, juga keberlangsungan dakwah dai lainnya,” ujarnya.
Gus Muwafiq saat hendak dikonfirmasi terkait tujuan datang ke Pesantren Lirboyo Kediri, enggan untuk diwawancara. Gus Muwafiq hanya tersenyum saat ditemui jurnalis.
Dalam kegiatan itu, turut hadir pengasuh Pesantren Lirboyo, antara lain KH Anwar Mansyur, KH Abdullah Kafabihi Mahrus, KH An’im Falahudin Mahrus, KH Ma’uf Zainudin, KH Abdul Mu’id Shohib, dan dzurriyah lainnya.