Keutamaan Bulan Sya’ban, 4 Maret 2022

 Keutamaan Bulan Sya’ban, 4 Maret 2022

Apakah Nabi Yusuf Sempat ‘Tertarik’ Pada Zulaikha ? (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Bulan Sya’ban sebagai bulan mulia dalam kalender Islam yang pada tahun Masehi 2022 ini jatuh pada tanggal 4 Maret, memiliki banyak keutamaan. Setidaknya ada 5 hari bersejarah di bulan Sya’ban sehingga memiliki banyak keutamaan.

Pertama, di bulan Sya’ban, ditentukan ajal manusia. Namun mesti diingat, sejatinya perbuatan dan keputusan Allah tidaklah ditentukan oleh waktu dan tempat. Bisa saja penentuan umur itu ditetapkan di Bulan Sya’ban, bisa juga tidak.

Kedua, manusia, terutama umat Muslim, dianjurkan untuk berpuasa di bulan ini. Diceritakan dalam hadis dari Sayidah Aisyah bahwa Nabi Muhammad SAW berpuasa di bulan Sya’ban secara penuh.

“Wahai Rasulullah, bulan yang paling engkau sukai untuk berpuasa adalah bulan Syaban.”

Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah mencatat di bulan Syaban setiap diri yang mati di tahun itu (dicatat ajalnya), maka aku suka datangnya ajalku sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.” (HR. Abu Ya’la)

Pertama Kali Umat Muslim Berkiblat ke Baitul Maqdis

Ketiga, kaum muslimin melakukan salat dengan arah kiblat mengarah ke Baitul Maqdis. Itu berlangsung selama 17 bulan 3 hari.

Pada Selasa Nishfu Sya’ban, Allah memerintahkan arah kiblat ke Kabah di Masjidil Haram.

“Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.” (Surah Al-Baqarah: 144)

Keempat, turunnya ayat perintah bersalawat. Keistimewaan lain bulan Syaban ialah turunnya ayat untuk bersalawat kepada Rasulullah SAW.

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (Surat Al-Ahzab: 56).

Terakhir, kelima yakni sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Usamah bin Zaid. “Wahai Rasulullah aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?

Rasul menjawab, Itu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan serta banyak orang lalai padanya. Dialah bulan diangkatnya amal kepada rabbil ‘alamin (Tuhan Pemelihara alam raya). Aku senang amalku diangkat sedangkan aku dalam keadaan berpuasa,” (HR. An Nasa’i).

Itulah keistimewaan bulan Sya’ban, namun bukan berarti kemudian meninggalkan ibadah-ibadah di atas di bulan lain.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *