Ketum PBNU: Terorisme Tidak Hanya Islam Saja
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengungkapkan permasalahan dalam beragama terdiri dari Islamfobia dan kafirophobia.
Keduanya menurut Gus Yahya merupakan perasaan saling membenci terhadap masing-masing agama. Islamofobia dan kafirophobia bersifat resiprokal atau saling berbalasan dan telah terjadi selama ratusan tahun.
“Kalau di satu sisi kita sekarang melihat ada islamofobia dari arah nonmuslim kepada muslim, di sisi lain sebetulnya kita harus akui juga bahwa dari kalangan muslim ada kafirophobia juga,” kata Gus Yahya, saat acara webinar MUI, dilansir Jumat (1/04/2022).
Gus Yahya menjelaskan kedua gejala tersebut sudah mengendap dalam mentalitas masing-masing pemeluk agama selama berabad-abad, dan dimapankan dengan wacana keagamaan.
“Umat Islam mewarisi kesadaran kafirophobia karena dalam sejarahnya dunia Islam berkonflik dengan dunia non-Islam. Salah satu contohnya adalah kerajaan Turki Usmani yang berkonflik dengan kerajaan Kristen di Eropa sepanjang 700 tahun,” sambungnya.
Di belahan timur, katanya, Dinasti Mughal terus berkonflik dengan umat Hindu di India, khususnya bagian utara.
“Kenapa kita punya yang seperti ini, baik di lingkungan nonmuslim ada islamofobia dan di lingkungan umat Islam ada kafirophobia. Karena memang kita mewarisi sejarah yang panjang,” ujarnya.
Terorisme Bukan Fenomena khas Islam
Menurutnya, kondisi dunia saat itu tak ubahnya seperti rimba raya persaingan identitas, termasuk agama. Setiap kerajaan membawa label identitas agama.
Gesekan ini kemudian memuncak pada terjadinya Perang Dunia I dan II yang mengakibatkan tragedi kemanusiaan. Namun, setelah itu, masyarakat dunia mulai sadar dan muncul wacana hak asasi manusia (HAM).
“Sehingga misalnya di India Utara hari ini tidak ada kuil Hindu yang berumur lebih dari 200 tahun karena semua sudah dimusnahkan oleh Dinasti Mughal ini,” tuturnya.
“Ini semua adalah sejarah yang kita warisi, sejarah yang berjalan ratusan tahun, yang kita warisi, yang sudah mengendap sebagai mindset kita sekarang,” kata Gus Yahya.
Lebih lanjut, Gus Yahya mengatakan terorisme bukanlah fenomena khas Islam. Menurutnya, terorisme merupakan respons terhadap dinamika yang sedang berlangsung.
Dia mengatakan sepanjang sejarahnya, terorisme juga dilakukan kelompok dan penganut paham atau agama selain Islam seperti Komunis hingga Yahudi.
“Kita tahu terorisme merupakan respons terhadap dinamika yang berlangsung. Dan ini tidak khas Islam, ini tidak khas Islam,” kata Gus Yahya.