Ketika Niat Baik Berujung Petaka, Tabayyun Kuncinya
HIDAYATUNA.COM – Ternyata, tak selamanya niat baik yang kita lakukan menghasilkan kebaikan untuk orang lain. Bisa jadi, kebaikan yang kita lakukan malah menyebabkan orang lain menderita atau terkena petaka.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Sebab, saat berbuat baik kepada orang lain, kita tak berusaha meneliti atau merenunginya terlebih dahulu, apakah yang kita lakukan itu benar-benar bermanfaat untuk orang lain atau tidak?
Jangan-jangan orang lain sedang tidak membutuhkan hal yang kita ‘anggap baik’ tersebut. Artinya, belum tentu niat baik kita itu berbuah kebaikan juga untuk orang lain.
Saya jadi teringat, ketika suatu hari menonton video berdurasi pendek yang sepintas lucu tapi sebenarnya menyiratkan kritikan tajam bagi siapa saja. Video tersebut di-share oleh seseorang melalui akun Instagram-nya.
Hikmah
Video tersebut berisi cerita tentang seorang pria yang sedang berjalan kaki di sebuah jalan besar di dekat sawah. Tiba-tiba langkah si pria terhenti saat melihat sebuah mobil yang terparkir di tepi jalan tapi dalam kondisi mundur sendiri.
Tanpa berpikir lama, orang tersebut lantas berniat ingin membantu menghentikan mobil yang sedang mundur tersebut. Ia pun segera mencari benda apa saja yang dapat digunakan untuk mengganjal ban mobil agar tidak mundur sendiri. Akhirnya, mobil tersebut pun tak lagi mundur setelah diganjal dengan sebongkah batu oleh orang tersebut.
Merasa telah berbuat baik, ia pun segera melanjutkan langkahnya, dan ia merasa sangat kaget ketika baru beberapa langkah melewati mobil tersebut. Sebuah pemandangan membuatnya langsung terhenyak dan merasa bersalah.
Ternyata, mobil tersebut tidak mundur sendiri, tapi sedang didorong oleh si pemilik mobil dari arah depan. Mungkin karena mobil tersebut sedang mogok atau karena persoalan lain.
Tentu saja si pemilik mobil kemudian merasa sangat kesulitan mendorong mobilnya. Sebab ban belakang sudah diganjal dengan sebongkah batu oleh si pria yang sejatinya ingin berbuat baik tersebut.
Kisah pendek dalam tayangan video tersebut sontak membuat saya merenung dan tersadar, bahwa niat baik tak selamanya berbuah kebaikan. Mestinya, ketika kita melihat ada mobil terparkir di pinggir jalan dalam kondisi mundur sendiri, hal pertama yang kita lakukan adalah mengetahui penyebab mobil tersebut.
Mengapa bisa mundur sendiri? Setelah mengetahui penyebabnya, barulah kita bisa menawarkan bantuan (kebaikan) yang tepat.
Utamakan Tabayyun
Dalam ajaran Islam, kita mengenal istilah tabayyun. Wikipedia mencatat, secara bahasa tabayyun memiliki arti telitilah dulu. Kata tersebut bisa dilihat pada Alquran Surat Al-Hujurat 49:6 yang artinya:
“Jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu). Agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakukan kalian.”
Oleh karenanya, setiap kita mendengar atau melihat sesuatu yang belum kita ketahui secara pasti penyebabnya, maka hal pertama yang mestinya dilakukan ialah tabayyun terlebih dahulu. Tujuannya agar kita bisa menentukan langkah atau solusi yang tepat. Selain itu, dengan bertabayyun kita akan terhindar dari melakukan kesalahan yang fatal, misalnya menyebarkan berita bohong (hoaks) dan memfitnah orang.
Menyebarkan berita bohong dan memfitnah orang jelas termasuk perbuatan tercela yang seyogianya harus selalu kita hindari. Terlebih bila orang yang kita fitnah itu orang-orang yang berakhlak baik, misalnya para kiai atau ulama.
Sebagaimana kita tahu, buruk sangka tanpa pembuktian dan tabayyun, ghibah, ujaran kebencian, dan fitnah terhadap para kiai dan orang salih bukan hanya menutup pintu rahmat Allah. Akan tetapi juga membuka lebar pintu murka-Nya.
Berbuat Baiklah dengan Hal yang Benar-benar Dibutuhkan
Contoh lain tentang kebaikan yang kurang tepat dilakukan adalah ketika kita hendak membesuk orang yang sedang sakit. Mungkin awalnya niat kita baik, membesuk dengan membawa oleh-oleh atau buah tangan. Misalnya membawa satu kantong buah-buahan untuk diberikan kepada orang yang sedang sakit tersebut.
Sayangnya, niat baik kita bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Rupanya, setelah kita tiba di rumah sakit, orang yang kita besuk tersebut dilarang makan buah oleh dokter karena bisa membahayakan kesehatannya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi pada Anda, penulis memiliki solusi ketika ingin mengunjungi orang yang sedang sakit. Kita tak perlu repot membawa buah tangan atau makanan, kalau ingin memberikan sesuatu ada baiknya kita memberikan sumbangan berupa uang dalam amplop.
Jika pun ingin membawa makanan, pilih jenis makanan yang tak cepat basi dan serahkan makanan tersebut kepada kerabat yang menunggui pasien. Jangan lupa sampaikan bahwa makanan tersebut untuk dikonsumsi oleh kerabat atau si penunggu pasien.
Seandainya kita benar-benar sedang tidak memiliki uang, tak perlu merasa berkecil hati dan memaksakan diri untuk membawa buah tangan. Saya yakin, orang yang sakit tersebut sudah merasa senang bila ada orang yang datang menjenguknya. Justru yang sangat ia butuhkan saat itu ialah doa kesembuhan dari kita.
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat menjadi semacam perenungan bersama, bahwa untuk berbuat baik itu tidak boleh sembarangan. Perlu pemikiran yang matang agar bisa melakukan tindakan (kebaikan) yang tepat. Wallahu a’lam bish-shawaab.