Keteladanan Legenda Dunia Sementara, Nabi Muhammad Selamanya
HIDAYATUNA.COM – Tidak ada satu umat, bangsa, atau peradaban yang memiliki suri teladan up to date sebagaimana kaum Muslim. Kaum Muslim meneladani Muhammad SAW dalam semua aspek kehidupan.
Bahkan sekelas legenda dunia saja, tidak akan selamanya diteladani atau dipuji. Barangkali sementara waktu mereka abadi, namun tetap saja tak bisa menandingi Muhammad Saw yang selamanya diteladani.
Bayangkan, mulai tidur sampai tidur lagi, manusia berusaha mencontoh Nabi. Bangun tidur, Muslim mengikuti cara dan doa Nabi.
Hal ini sudah tertanam sejak usia dini, anak-anak Muslim meniru cara Nabi memasuki kamar mandi. Bahkan adab dan doanya hafal di luar kepala.
Muslim yang menjadi kepala negara pun tak akan kehabisan cara untuk membina negara mulia. Sebab, Nabi menjadi sumber inspirasi dan teladan bangun negara utama, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Beliau pemimpin negara. Beliau panglima perang. Nabi pun suami teladan. Dalam Kitab Uqudul Lujain Fi Huquqi al- Zaujain, dikutip satu hadits Nabi: ”Sebaik-baik kamu adalah yang baik terhadap keluarganya, dan aku adalah orang yang terbaik terhadap keluargaku.”
Itulah makna dan fakta kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai uswah hasanah; model yang hidup sepanjang zaman. Meskipun sudah 1400 tahun ber lalu, keteladanannya tetap hidup dan relevan. Ini unik.
Hanya kaum Muslim yang memiliki model lengkap sepanjang zaman. Sekagum-kagumnya kaum komunis terhadap Karl Marx, mereka tidak menjadikan Karl Marx sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan.
Mereka tidak akan bertanya, bagaimana cara Karl Marx tidur, bagaimana cara Karl Marx berkeluarga, bagaimana cara Karl Marx bertetangga, dan bagaimana cara Karl Marx memimpin negara.
Bagi bangsa Amerika, Thomas Jefferson dianggap sebagai the prophet of this country. Tetapi, mereka tidak akan bertanya bagaimana cara Thomas Jef ferson menggosok gigi.
Kaum Yahudi mengagungkan David dan Solomon. Tetapi anehnya, mereka menggambarkan sosok David dalam Bibel sebagai seorang pezina, yang berselingkuh dengan Bats heba, istri panglima perangnya sendiri. Bahkan, dengan liciknya David menjerumuskan suami Batsheba, Uria, dalam peperangan sehingga menemui ajalnya.
Kaum Nasrani sangat mengagungkan Yesus Kristus. Tetapi, mereka juga tidak menjadikan sosok Yesus sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab, Yesus sudah mereka angkat sebagai Tuhan dan bukan lagi manusia.
Kaum Nasrani tidak akan bertanya bagaimana cara Yesus membina rumah tangga dan mengasuh anak. Sebab, Yesus dalam kepercayaan mereka bukanlah manusia, tetapi Tuhan atau “anak Tuhan”.
Untuk itulah Alquran menjelaskan bahwa salah satu karunia Allah yang sangat besar kepada para mukmin adalah diutusnya seorang rasul dari kalangan mereka sendiri. Rasul itu manusia, bukan malaikat, dan bukan anak Tuhan atau setengah Tuhan.
Bedanya, rasul yang mulia itu menerima wahyu dari Allah. Sebesar apa pun cinta kaum Muslim kepada Sang Nabi, tak pernah terlintas di benak kaum Muslim untuk mengangkatnya sebagai manusia setengah Tuhan atau anak Tuhan. (QS Ali Imran: 164, al-Kahfi: 110).