Kesombongan Manusia Akan Mendatangkan Malapetaka

 Kesombongan Manusia Akan Mendatangkan Malapetaka

Penyakit Hati (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Kesombongan akan mendatangkan malapetaka. Allah SWT Maha kuasa untuk mencabut jabatan, kekuasaan, dan singgasana seseorang. Maka tak satu pun umat manusia pantas menyombongkan diri dengan kekuasaannya.

Hal ini ditegaskan dalam surat Ali Imran ayat ke-26: 

قُلِ اللهم مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Dalam Tafsir Kementerian Agama RI yang dilansir dari laman resminya dijelaskan pada ayat tersebut. Allah menyuruh nabi untuk menyatakan bahwa Allah yang mempunyai kekuasaan tertinggi dan Maha bijaksana dengan tindakan-Nya.

Dalam menyusun, mengurus, merampungkan segala perkara, dan menegakkan neraca undang-undang di alam ini. Maka Allah yang memberikan urusan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.

Ada kalanya Allah memberikan kekuasaan itu bersamaan dengan pangkat kenabian seperti keluarga Ibrahim. Ada kalanya hanya memberikan kekuasaan memerintah saja menurut hukum kemasyarakatan, yaitu dengan mengatur kabilah dan bangsa-bangsa.

Selain itu, Allah juga yang mencabut kekuasaan dari orang-orang yang Dia kehendaki. Utamanya yang disebabkan mereka berpaling dari jalan yang lurus. Ialah jalan yang dapat memelihara kekuasaan karena meninggalkan keadilan dan berlaku curang dalam pemerintahan.

Hal itu telah berlaku terhadap Bani Israil dan bangsa lain disebabkan kezaliman dan kerusakan budi mereka. Allah juga memberi kekuasaan kepada orang yang Dia kehendaki, dan menghinakan orang yang Dia kehendaki.

Orang yang diberi kekuasaan ialah orang yang didengar tutur katanya, banyak penolongnya. Ia juga mampu mempengaruhi jiwa manusia dengan wibawa dan ilmunya, mempunyai keluasan rezeki dan berbuat baik kepada segenap manusia.

Adapun orang yang mendapat kehinaan, ialah orang yang rendah akhlaknya, merasa lemah semangat membela kehormatan. Ia juga tidak mampu mengusir musuhnya yang menyerbu dan tidak mampu mempersatukan pengikutnya.

Padahal tidak ada satu kemuliaan pun dapat dicapai tanpa persatuan untuk menegakkan kebenaran dan menentang kezaliman. Apabila masyarakat telah bersatu dan berjalan menurut sunnatullah, berarti mereka telah menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi segala kemungkinan.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *