Kesehatan Muslim AS Selama Trump Memimpin Terancam

 Kesehatan Muslim AS Selama Trump Memimpin Terancam

Muslim AS Selama Trump Memimpin (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, New Haven – Selama masa kepemimpinan Presiden Donald Trump, kesehatan umat muslim di AS mengalami keterancaman. Hal itu berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Universitas Yale, AS baru baru ini.

Ia menyebutkan bahwa aturan larangan masuknya Muslim diberlakukan Trump saat ia memimpin Paman Sam. Ternyata aturan tersebut berkontribusi pada peningkatan jumlah pasien Muslim di rumah sakit Minnesota.

Para peniliti melihat tekanan pemerintah terhadap komunitas muslim membuat umat umat muslim di kawasan tersebut rentan terpapar serangan stres. Hal ini nampak dengan meningkat jumlah pasien dari kalangan umat muslim pasca dilakukan pengetatan terhadap mereka.

Dilansir dari Republika, penelitian dilakukan setahun setelah aturan itu dikeluarkan dan melibatkan lebih dari 250 ribu orang di daerah Minneapolis-St Paul.

Dari jumlah tersebut sebanya 232 orang yang masuk dalam UGD dari negara-negara yang menjadi sasaran larangan itu. Studi itu disebut bahwa kebijakan Trump yang melakukan diskriminasi terhadap komunitas muslim dianggap berdampak pada kesehatan mental warga dari kalangan muslim.

Bahkan sebelum larangan Muslim sudah banyak orang yang mengunjungi perawatan primer dan mendapat diagnosis stres dari negara-negara mayoritas Muslim yang meningkat. Tapi pada tahun berikutnya, ada sekitar 101 janji perawatan primer yang terlewatkan.

“Temuan ini mungkin mencerminkan tekanan kumulatif yang meningkat karena berbagai kebijakan yang membatasi. Semakin tidak bersahabat terhadap imigran dan pengungsi Muslim di AS,” kata studi dilansir Selasa (3/8/2021).

Oleh karena penelitian dilakukan hanya di satu wilayah metropolitan dan sampelnya sebagian besar terdiri dari anggota komunitas Somalia. Analisis tersebut tidak mewakili semua kelompok yang ditargetkan oleh larangan Muslim.

Namun, di daerah dengan populasi pengungsi dan imigran yang lebih kecil dan sumber daya sosial yang lebih sedikit, dampak kesehatan negatif di sana bisa menjadi lebih buruk. Studi ini sendiri diterbitkan oleh Journal of American Medical Association (Jama) yang dilakukan oleh Universitas Yale dan Universitas Brown.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *