Kental Nilai Islam, Inilah Makna ‘Sugeh Tanpo Bondo’ Sosrokartono
HIDAYATUNA.COM – Sosok Raden Mas Panji (R.M.P) Sosrokartono banyak menginspirasi masyarakat, khususnya masyarakat yang lekat dengan ilmu kebatinan Nusantara. Dia juga hidup semasa dengan Ki Ageng Suryomentaram dan Ki Hajar Dewantara.
Sebagai salah satu sosok penting dalam dunia intelektual di Indonesia, Sosrokartono menjalankan peran yang sangat penting. Terlebih dalam hal ilmu-ilmu kebatinan Nusantara. Sosrokartono juga salah satu dari sedikit orang yang menguasai setidaknya 17 bahasa.
Menurut beberapa sumber dia adalah salah satu yang pertama dari anak pribumi yang melanjutkan sekolah ke negeri Belanda. Dia masuk ke Sekolah Teknik Tinggi Leiden, pada jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur sehingga mendapatkan gelar Doktorandus in de Oostersche Talen.
Ajaran yang paling dikenal dari R.M.P Sosrokartono adalah tembang Sugih Tanpo Bondo. Tembang tersebut yang kemudian digubah oleh Sujiwo Tejo menjadi sebuah lagu dengan judul yang sama.
Bagi kita sebagai seorang muslim, Sosrokartono yang juga merupakan salah satu tokoh muslim pada masanya mengajarkan banyak nilai kehidupan. Ajaran lewat tembang sugih tanpo bondo tersebut merupakan akulturasi dari kehidupan budaya Nusantara dan juga agama Islam.
Makna Filosofi dan Relevansinya dengan Islam
Tembang yang diciptakan oleh Raden Mas Panji Sosrokartono adalah sebagai berikut.
Sugih Tanpo Bondo // Digdoyo tanpo aji // Nglurug tanpo bolo // Menang tanpo ngasorake // Trimah mawi pasrah // Suwung pamrih tepi adjrih // Langgeng tan ana susah tan ana bungah //Anteng manteng sugeng djeneng.
Ajaran dari Sosrokartono tersebut memberikan banyak inspirasi pada masyarakat Nusantara, Khususnya bagi masyarakat Jawa. Lalu seperti apakah filosofi dari makna tembang tersebut, dengan paham maknanya maka kita sebagai generasi penerus akan memahami ajaran dari nenek moyang.
Sugih tanpo bondo
Makna kalimat ini berarti kaya tanpa banyak harta. Maksud dari kalimat tersebut adalah kaya tidak harus memiliki harta yang banyak. Bahwa kekayaan itu tidak harus diukur dari harta benda, orang bisa kaya dalam segi ilmu pengetahuan agama, kaya dari segi banyaknya saudara dan lainnya.
Hal ini senada dengan ajaran agama Islam, nabi dalam kehidupannya mengajarkan untuk manusia bekerja dengan keras. Tetapi Nabi tidak menganjurkan manusia untuk mengejar harta benda. Tetapi yang harus dikejar adalah ridha dari Tuhan, yakni lewat berbuat baik sesama manusia. Mengejar harta malah dilarang dalam agama, banyak kasus orang kaya di azab karena terlalu mendewakan kekayaannya.
Digdoyo tanpo aji
Artinya memiliki kesaktian tanpa menggunakan ajian (mantra), jimat. Makna dari kalimat ini adalah, Sosrokartono mengajarkan bahwa untuk menjadi sakti itu bukanlah didapatkan dari ajian atau jimat.
Tetapi, kesaktian itu didapatkan dari Tuhan, caranya lewat sikap tawakal pada Tuhan. Dengan sikap inilah Tuhan akan ridha pada kita, sehingga segala apapun tidak akan membuat kita menderita.
Nglurug tanpa bala
Artinya menyerang (menyelesaikan masalah) tanpa mengajak banyak teman. Hal ini perlu dipahami, ketika kita menyelesaikan masalah dengan membawa banyak teman maka kemungkinan besar akan terjadi pertikaian. Maka dari itulah seharusnya menyelesaikan masalah dengan kepala dingin.
Menang tanpo ngasorake
Artinya menang tanpa merendahkan yang lainnya. Makna dari kalimat ini adalah bahwa kita tidak boleh bersikap sombong. Ajaran ini senada dengan ajaran agama Islam yang menganjurkan semua manusia menghindari sikap sombong dan iri hati.
Trimah mawi pasrah
rtinya menerima segala sesuatu pemberian Tuhan dengan lapang dada (pasrah). Di dalam ajaran Islam ajaran ini dinamakan dengan sikap Tawakal.
Suwung pamrih tepi adjrih
Artinya jika manusia tidak memiliki niat jahat, maka dia pasti tidak akan pernah merasa takut. Di dalam Islam sikap seperti ini banyak dicontohkan dari para sahabat Nabi, mereka tidak pernah takut karena berada dalam kebenaran.
Langgeng tan ana susah tan ana bungah
Artinya tenang dalam keadaan susah atau senang. Hal ini juga senada dengan ajaran Islam. Bahwa ketika keadaan senang tidak boleh terlalu senang, dan ketika kesusahan tidak boleh merasa putus asa. Manusia harus selalu berada di tengah-tengah.
Anteng manteng sugeng djeneng
Artinya adalah diam maka akan selamat. Makna dari kalimat tersebut jika kita kaitkan dengan ajaran Islam adalah berdiam diri, artinya dengan tafakur. Dengan merenungkan diri kita, mengintropeksi jika ada kesalahan dalam waktu sehari.
Ajaran yang dibawakan oleh R.M.P Sosrokartono di atas, walau dia dikenal sebagai tokoh kebatinan tetapi ajarannya sangat Islami. Jadi mengikuti ajaran nenek moyang bukanlah satu kesalahan, karena nenek moyang kita selalu mengajarkan kebaikan, dan itu selaras dengan ajaran Islam.