Kendari: Cegah Masuknya Radikalisme Melalui Proses Assessment Para Guru

 Kendari: Cegah Masuknya Radikalisme Melalui Proses Assessment Para Guru

HIDAYATUNA.COM, Kendari — Isu-isu radikalisme dan terorisme menyebar ke berbagai daerah, mengubah pola pikir ketuhanan suatu kelompok masyarakat, sehingga saling menyalahkan kelompok masyarakat lain.

Dewasa ini, radikalisme diduga sudah menyasar hingga ke kalangan anak-anak dan remaja yang masih duduk di bangku sekolah umum maupun Pondok Pesantren. Sedangkan untuk mencegah hal tersebut, Pondok Pesantren Ummusshabri Kendari mulai melakukan upaya penangkalan masuknya paham radikal.

Terutama yang menyasar anak didik dan tenaga pengajar. Upaya pertama pihak Ummushabri Kendari adalah dengan memberikan pemahaman kepada anak didiknya tentang bahaya radikalisme untuk keberagaman di Indonesia.

Kepala Madrasah Tsanawiyah Pesantren Ummusabri Kendari, Imanul Muttaqin mengatakan paham radikal itu bisa menyasar semua segmen usia, termasuk anak-anak di lingkungan pendidikan.

“Oleh karena itu, untuk membentengi anak didik kita dari paham radikal, harus dimulai dari pemberian pemahaman kepada anak-anak tentang radikalisme. Kedua, mencegah paham radikal di Ummusshabri juga dimulai dari penerapan kurikulum pendidikannya,” ungkapnya, di Kendari, Jumat (06/12/2019).

“Kita mulai dari lembaga pendidikan itu sendiri. Ummusshabri menjadi pesantren tertua di Sultra yang sangat mendukung keberagaman dalam hal keagamaan. Dari segi desain kurikulum, kita sudah menyiapkan materi-materi pembekalan untuk anak didik kami agar bisa membentengi diri terhadap pemahaman tentang keberagaman aliran agama, dan cara menangkal paham radikal,” imbuhnya.

Ummusshabri Kendari juga membekali anak didiknya dengan pemahaman sejarah dari berbagai aliran dalam agama Islam. Seperti aliran Khawarij dan aliran-aliran lainnya.

“Kami memahami bahwa paham radikal itu tidak muncul pada zaman modern ini. Pembahasan ini sebenarnya sudah dari berabad-abad yang lalu. Oleh karena itu, di Madrasah harus dibekali pemahaman awal mula dari munculnya paham radikal,” tuturnya.

Selain itu, langkah lain Ummusshabri Kendari untuk mengadang radikalisme adalah ketat dalam seleksi tenaga pengajarnya. Sebelum menjadi tenaga pengajar di Ummusshabri, lanjutnya, para guru akan melewati serangkaian assessment.

“Artinya guru-guru itu diseleksi ketika masuk di sini. Mulai dari pemahaman keagamaan secara umum, maupun kompetensi dalam hal membaca konstalasi keagamaan yang ada,” jelasnya.

Proses assessment bagi para tenaga pengajar di Ummushabri dilakukan agar para guru betul-betul memaparkan ilmunya dengan baik dan benar. Sesuai dengan ajaran Islam maupun tentang keberagaman di Indonesia.

Selain Pesantren Ummushabri Kendari yang terus berupaya mencegah paham radikal, Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara juga melakukan hal yang sama. Caranya, dengan melakukan sosialisasi secara rutin tentang bahaya radikalisme.

“Sosialisasi terkait paham radikal di pesantren rutin kami dilakukan. Kami dari Subdit 4 Ditintelkam Polda Sultra ditugaskan untuk mendata pondok-pondok pesantren yang diduga terpapar radikalisme,” tukas Kanit III, Subdit 4, Ditintelkam Polda Sultra.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *