Kenapa Masih Meminta Hidayah?
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Kenapa orang yang salat diwajibkan membaca fatihah, di mana di dalamnya ada doa “ihdina ash-shirat al-Mustaqim” (tunjukkanlah jalan yang lurus pada kami)? Padahal dia salat saja sudah menandakan bahwa dia telah berada di jalan yang lurus.
Sedangkan yang tidak salat saja jarang minta hidayah. Kenapa yang jelas-jelas salat malah diperintah meminta hidayah?
Hidayah itu dibutuhkan di setiap fase yang kita lalui. Mereka yang tidak salat butuh hidayah supaya jadi mau salat.
Muslim yang sudah mau salat masih butuh hidayah supaya bisa khusyuk dan tetap istiqamah salat.
Tidak sedikit orang yang sudah salat kemudian bolong-bolong salatnya atau berhenti sama sekali.
Ada yang awalnya rajin salat kemudian merasa bahwa salat tidak lagi penting karena tertipu setan yang berkata bahwa salat itu levelnya masih syariat. Sedang dia diberi khayalan seolah sudah lebih dari itu.
Dalam kasus yang lebih ekstrem, ada juga yang sudah yakin pada kebenaran Islam kemudian pada akhirnya murtad. Itulah pentingnya meminta hidayah terus menerus supaya diberi ketetapan dan keteguhan hati.
Wajar saja kalau Alquran mengajarkan untuk berdoa begini:
رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَیۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ
Artinya:
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau memberi kami petunjuk, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.” (Q.S. Ali Imran ayat 8)
[]