Kenapa 10 Muharram Disebut Sebagai Hari Raya Anak Yatim?
HIDAYATUNA.COM – Muharram memang bulan yang sangat spesial, pada bulan ini tepat tanggal 10 Muharram dianggap sebagai Hari Raya Anak Yatim. Hal ini karena pada hari tersebut mereka biasa mendapat perhatian lebih. Rasulullah sendiri sangat menyayangi anak yatim dan memberikan jamuan khusus untuk mereka pada hari asyura atau 10 Muharram.
Idul Yatama (Hari raya anak yatim) begitu banyak orang menyebutkannya merupakan ungkapan kegembiraan bagi anak-anak yatim yang mendapat perhatian dan santunan pada hari tersebut. Pada hakikatnya hari raya umat Isalm hanya dua yaitu Idul fitri dan Idul Adha sebagaiamana riwayat Abu Dawud ra. dinyatakan bahwa Hari Raya umat Islam hanya ada dua, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri :
عَنْ أَنَسٍ، قَالَ: قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ وَلَهُمْ يَوْمَانِ يَلْعَبُونَ فِيهِمَا، فَقَالَ: مَا هَذَانِ الْيَوْمَانِ؟ قَالُوا: كُنَّا نَلْعَبُ فِيهِمَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا: يَوْمَ الْأَضْحَى، وَيَوْمَ الْفِطْرِ “
Dari Anas, ia berkata : Rasulullah SAW datang ke Madinah dan mereka (orang Madinah) menjadikan dua hari raya di mana mereka bergembira. Lalu Rasulullah bertanya: “Apa maksud dua hari ini?” Mereka menjawab: “Kami biasa bermain (bergembira) pada dua hari ini sejak zaman Jahiliyah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan untukmu dengan dua hari raya yang lebih baik dari padanya, yaitu hari raya Adha dan hari raya Fitri (HR : Abu Daud : 1134).
Mengenai keutamaan hari Asyura untuk menyantuni anak yatim dijelaskan dalam Kitab Tanhibul Ghafilin bi-Ahaditsi Sayyidil Anbiyaa-I wal Mursalin sebagai berikut:
“Barangsiapa berpuasa para Hari Asyura (tanggal 10) Muharram, niscaya Allah akan memberikan seribu pahala malaikat dan pahala 10.000 pahala syuhada’. Dan barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya.”
Pahala menyenangkan anak yatim pada hari Asyura sangatlah besar. Oleh karena sebagai muslim kita secara tidak langsung diingatkan untuk meneladani perilaku Nabi Muhammad SAW yang menyayangi anak-anak yatim.
Lebih lanjut mengenai betama mulianya bulan Muharram, KH Sholeh Darat menyebutkan dalam kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah tentang kemuliaan bulan Muharram. “Bahwa awal Muharram itu adalah tahun barunya seluruh umat Islam. Adapun tanggal 10 Muharram adalah “Hari Raya”yang digunakan untuk bergembira dengan shadaqah,” ujarnya. Hari raya ini, lanjutnya, adalah untuk mensyukuri nikmat Allah, bukan hari raya dengan shalat. Tetap hari raya dengan pakaian rapi dan memberikan makanan kepada para faqir.
Demikianlah kenapa 10 Muharram disebut sebagai hari raya anak yatim. Semoga kita dapat saling berlomba berbuat kebaikan. Wallahu a’lam.