Kekerasan Terhadap Muslim India, Amnesty Desak New Delhi Hentikan

 Kekerasan Terhadap Muslim India, Amnesty Desak New Delhi Hentikan

Penistaan Al-Qur’an Terjadi Saat Hari Raya Idul Fitri di Swedia (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, New Delhi – Amnesty International telah mendesak pemerintah India untuk segera mengakhiri kekerasan terhadap Muslim. Kekerasan bermula ketika umat Islam India memprotes pernyataan menghina pejabat BJP tentang Nabi Muhammad Saw.

Dalam insiden kekerasan terhadap Muslim itu, dua demonstran tewas dan ratusan lainnya ditangkap pekan lalu dalam protes nasional atas komentar tersebut. Sontak peristiwa ini pun menyebabkan kemarahan luas di dunia Islam.

Rekaman buldoser yang menghancurkan rumah umat Islam yang ditangkap setelah teridentifikasi sebagai pengunjuk rasa telah menyebar di media sosial. Aakar Patel, dari Amnesty dalam sebuah pernyataan, menyebut pihak berwenang “secara selektif dan kejam melakukan kekerasan terhadap Muslim yang berani berbicara menentang diskriminasi yang dihadapi oleh mereka.

“Menindak para pengunjuk rasa dengan penggunaan kekuatan yang berlebihan, penahanan sewenang-wenang dan penghancuran rumah hukuman … merupakan pelanggaran total terhadap komitmen India di bawah hukum hak asasi manusia internasional,” katanya, Selasa (14/6/2022).

Lebih dari 300 orang telah ditangkap di negara bagian Uttar Pradesh utara karena bergabung dalam demonstrasi pekan lalu.

Menuntut Pembebasan Umat Islam yang Ditahan

Kepala menteri negara bagian itu, biksu Yogi Adityanath, adalah salah satu politisi nasionalis Hindu paling terkemuka di India. Ia dikenal karena retorika sektariannya terhadap 200 juta minoritas Muslim kuat di India.

Mr Adityanath telah berulang kali meminta pihak berwenang untuk menghancurkan rumah orang-orang yang dituduh melakukan kejahatan. Sebuah seruan yang dikatakan para kritikus melanggar larangan undang-undang konstitusional dan hak asasi manusia tentang hukuman kolektif.

Amnesti telah menuntut “pembebasan segera dan tanpa syarat” dari pengunjuk rasa yang ditahan. Patel mengatakan penangkapan dan pembongkaran adalah “bagian dari eskalasi yang mengkhawatirkan dari tindakan negara yang menargetkan Muslim”.

Sejak berkuasa secara nasional pada tahun 2014, Partai Bharatiya Janata (BJP) telah dituduh memperjuangkan kebijakan diskriminatif terhadap umat Islam.

Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi mengusulkan undang-undang kontroversial yang memberikan kewarganegaraan lebih cepat kepada pengungsi di India. Akan tetapi tidak, jika mereka Muslim.

Patung Nupur Sharma Dibakar sebagai Bentuk Protes

Sementara pemerintah negara bagian BJP telah mengesahkan undang-undang yang mempersulit pernikahan antaragama.

Kota-kota di seluruh India menyaksikan demonstrasi yang cukup besar pada hari Jumat. Dalam aksi tersebut, beberapa orang membakar patung Nupur Sharma, juru bicara BJP yang komentarnya bermuatan menghina Nabi Muhammad Saw.

Sharma telah diskors dari partai tersebut, yang mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka menghormati semua agama. Sementara pemerintah dari hampir 20 negara mayoritas Muslim memanggil utusan India mereka untuk menyatakan ketidaksetujuan mereka.

Jumat lalu juga menyaksikan protes besar di negara-negara tetangga, dengan polisi memperkirakan lebih dari 100.000 orang dimobilisasi di seluruh Bangladesh setelah salat zuhur.

5.000 orang lainnya turun ke jalan di kota Lahore, Pakistan, menuntut pemerintah mereka mengambil tindakan lebih keras terhadap India atas komentar tersebut.

 

 

 

Sumber: SBS.com.au/IQNA

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *