Kehidupan Hakiki Adalah Kehidupan Akhirat
الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلً , وَجَعَلَ لِلْوُصُوْلِ إِلَيْهِ طَرَائِقَ وَاضِحَةً وَسُبُلاً .أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه شَهَادَةً نَرْجُوْبِهَا عَالِيَ الجِنَانِ نُزُلَ . وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ أَقْوَمُ الْخَلْقِ دِيْنًا وَأَهْدَاهُمْ سُبُلاً . صلى الله عليه، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن، وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْد
Ma’asyirol muslimin, rohimakumulluh…
Telah datang kepada manusia suatu masa di mana ia belum menjadi sesuatu yang bisa disebut. Sampai akhirnya Allah menciptakan kita dari ketiadaan kemudian menjadikannya ada, menyempurnakan nikmat-nikmat kepada kita, melindungi kita dari berbagai bencana, memudahkan kita memperoleh sarana-sarana kelestarian hidup dan sarana-sarana hidayah, menjelaskan kepada kita apa yang bermanfaat maupun berbahaya bagi kita, serta menjelaskan kepada kita bahwa manusia itu akan melalui dua kehidupan, yang satu hanyalah kehidupan persinggahan dan fana, sedangkan yang satu lagi kehidupan kekal dan abadi.
Kehidupan yang merupakan persinggahan dan fana adalah kehidupan di dunia, di mana apa pun yang ada di dalamnya selalu bersifat kurang, kecuali yang mendekatkan kepada Allah. Harapan-harapan di kehidupan dunia hanyalah derita dan kejernihannya hanyalah kekeruhan.
Andaikata orang yang berakal mau memperhatikan dunia ini dengan perhatian paling minimal saja, niscaya ia mengetahui nilai dan kehinaan dunia itu. Ia mengetahui bagaimana tipu daya dunia. Dunia menampakkan diri di hadapan para pecintanya seperti fatamorgana yang disangka air oleh orang kehausan, akan tetapi ketika sampai di hadapannya ternyata ia tidak mendapatkan sesuatu pun. Dunia berdandan di hadapan para pecintanya dengan berbagai perhiasan dan daya tarik, sehingga ketika bumi telah sempurna perhiasannya dan berhias, sedangkan para penduduknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah adzab Allah pada malam hari atau siang hari, maka Allah menjadikannya seperti tanaman yang telah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Akhir dari kehidupan dunia adalah ketiadaan dan kefanaan. Keindahannya adalah adzab dan derita. Inilah dunia.
اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu. (Al-Hadid [57] : 20)
Ma’asyirol muslimin, rohimakumulluh…
Adapun kehidupan akhirat adalah kehidupan hakiki. Di dalamnya terdapat semua elemen kehidupan, yaitu keabadian, kebahagiaan, keselamatan, dan kegembiraan. la adalah kehidupan hakiki, yang ketika manusia menyaksikan kenyataan-kenyataannya, niscaya ia mengatakan, “Duhai andaikata dulu aku melakukan amal sholih untuk hidupku ini.” Kehidupan sejati adalah kehidupan akhirat, di mana manusia hidup tanpa pernah mengalami mati lagi.
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ . وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗ فَاُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ خَسِرُوْٓا اَنْفُسَهُمْ فِيْ جَهَنَّمَ خٰلِدُوْنَ ۚ . تَلْفَحُ وُجُوْهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيْهَا كَالِحُوْنَ
Barangsiapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam. Wajah mereka dibakar api neraka, dan mereka di neraka dalam keadaan muram dengan bibir yang cacat. (Al-Mukminun [23] : 102-104)
Ma’asyirol muslimin, rohimakumulluh…
Hendaklah kita bertakwa kepada Allah. Berpikirlah kita sebagaimana berpikirnya orang yang berakal, jeli, dan beriman. Bandingkanlah antara kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat, supaya kita mengerti perbedaan antara kedua kehidupan ini. Di akhirat terdapat segala yang disukai oleh jiwa dan pandangan mata. la adalah negeri keselamatan, yang bebas dari segala kekurangan, bencana, penyakit, kematian, kesengsaraan, dan ketuaan. Nabi bersabda, “Sungguh tempat cemeti salah seorang dari kalian di surga itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
Ini merupakan ucapan Nabi yang benar dan dipercaya. Sesungguhnya satu tempat tongkat di surga itu lebih baik daripada dunia dengan segala isinya, dari awal hingga akhir, dengan segala kenikmatan dan kemewahan yang ada di dalamnya. Jika ini saja lebih baik daripada seluruh dunia dengan isinya, lantas bagaimana bila dibandingkan hanya dengan sedikit masa hidup kita di dalamnya? Jika tempat cemeti lebih baik daripada seluruh dunia dengan isinya, maka bagaimana dengan rumah-rumah di surga, di mana rumah paling rendah di sana luasnya seperti luas perjalanan dua ribu tahun, di mana penghuninya bisa melihat bagiannya yang paling jauh sebagaimana melihat bagiannya yang paling dekat?
Ma’asyirol muslimin, rohimakumulluh…
Sungguh mengherankan sikap sebagian orang yang lebih mementingkan kehidupan dunia daripada akhirat, padahal akhirat itu lebih baik dan lebih abadi. Mereka lebih mengutamakan dunia daripada akhirat, sehingga mereka bekerja untuk dunia dan meninggalkan amalan untuk akhirat. Mereka sangat berambisi meraih dunia, sekalipun dengan menelantarkan kewajiban-kewajiban yang ditetapkan oleh Allah atas mereka. Mereka tenggelam dalam kesenangan syahwat seraya lupa bersyukur kepada Dzat yang telah mengaruniakan semua kesenangan itu.
Ciri-ciri orang yang lebih mementingkan dunia adalah mereka itu bermalas-malas melaksanakan sholat, berat untuk berdzikir mengingat Allah, mengkhianati amanat, curang dalam hubungan muamalah, berbohong ketika berbicara, tidak menepati janji, tidak berbakti kepada orang tua, dan tidak menyambung silaturahim dengan para kerabat.
Ma’asyirol muslimin, rohimakumulluh…
Orang yang mengutamakan kehidupan akhirat daripada kehidupan dunia, niscaya akan meraih kesenangan akhirat dan dunia sekaligus, karena beramal untuk Akhirat itu mudah bagi siapa yang telah dimudahkan oleh Allah tanpa menelantarkan pekerjaan dunia sedikitpun. Sebab, barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, niscahya Allah memberi pengganti yang lebih baik darinya. Allah berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (An-Nahl [16] : 97)
Firman Allah, “Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya … “. (Asy-Syurö [42] : 20)
Adapun barangsiapa yang mengutamakan kehidupan dunia daripada kehidupan akhirat, bisa jadi ia mendapat bagian dunianya, akan tetapi di akhirat ia tidak mendapat bagian sama sekali.
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا وَزِيْنَتَهَا نُوَفِّ اِلَيْهِمْ اَعْمَالَهُمْ فِيْهَا وَهُمْ فِيْهَا لَا يُبْخَسُوْنَ . اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ لَيْسَ لَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا النَّارُ ۖوَحَبِطَ مَا صَنَعُوْا فِيْهَا وَبٰطِلٌ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti Kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu) di akhirat kecuali neraka, dan sia-sialah di sana apa yang telah mereka usahakan (di dunia) dan terhapuslah apa yang telah mereka kerjakan. (Hud [11] : 15-16)
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk mereka yang mengutamakan akhirat daripada dunia, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta jauhkan kami dari adzab neraka!
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ