Kegelisahan Budayawan Muslim Indonesia Soal Sejarah Islam Nusantara
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Budayawan muslim Indonesia, Muhammad Jadul Maula memiliki kegelisahan tersendiri. Utamanya ketika melihat diskursus sejarah Islam di Nusantara yang kurang mendapatkan perhatian dunia. Padahal Indonesia adalah termasuk sebagai negara dengan jumlah umat muslim terbanyak di dunia.
“Saya pernah punya pengalaman tersinggung dan marah, namun tidak tahu kepada siapa (mungkin mesti ditujukan kepada diri sendiri). Ketika membaca buku Karen Armstrong berjudul Islam A Short History,” ungkap Muhammad Jadul Maula dalam tulisannya di akun Facebook pribadinya dikutip Rabu (28/7/2021).
Sebagaimana diketahui, buku Islam A Short History yang ditulis Karen Armstrong terbit pertama kali tahun 2000. Kemudian untuk edisi dalam bahasa Indonesia Indonesia terbit tahun 2002.
Kang Jadul sapaan akrab Muhammad Jadul Maula ini menjelaskan bahwa buku tersebut merupakan buku sejarah yang “lengkap dan ringkas”. Di dalamnya berkisah tentang pasang surut sejarah Islam di dunia.
“Disertai kronologi dari mulai zaman Jahiliyah dan lahirnya Nabi Muhammad SAW (abad VI–VII M) sampai dengan era Muhammad Khatami. Presiden Iran yang pada tahun 1998 membebaskan pemerintahannya dari fatwa Khomeini atas Salman Rushdie yang novelnya dianggap menghina Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
Selain itu, lanjut pengasuh Pondok Pesantren Kaliopak ini, Armstrong juga berbicara tentang problem minoritas muslim di Eropa dan Amerika. Wacana tentang “negara Islam modern”, “fundamentalisme” dan sejenisnya.
“Tapi ‘aneh’, tak ada satu pun kata Indonesia disebut dalam bukunya itu. Apalagi mengenai sejarah keislamannya maupun dilema-dilema dan eksperimentasi keberagamaan penduduk muslimnya, yang konon terbesar di dunia ini,” ungkapnya.
Apa makna dari fakta ini? Tanya Kang Jadul dalam tulisannya tersebut.
“Paling tidak kita tahu bahwa eksperimentasi umat Islam Indonesia, yang berakar pada “Islam Nusantara”. Masih sering diabaikan atau belum menemukan (ditemukan) makna dan tempatnya yang layak dalam peta dunia Islam,” jelasnya.