Kaum Kafir Tidak Murni Kafir, Begini Penjelasannya Gus Baha

 Kaum Kafir Tidak Murni Kafir, Begini Penjelasannya Gus Baha

Sangkan Paraning Dumadi (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Kisah kaum kafir yang menantang nabi terjadi pada masa Nabi Saleh. Gus Baha, dilansir dalam kajiannya di channel Youtube Santri Gayeng menerangkan hal itu.

Allah SWT. berfirman dalam QS. Al-A’raf Ayat 73

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَٰلِحًا ۗ قَالَ يَٰقَوْمِ ٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُۥ ۖ قَدْ جَآءَتْكُم بَيِّنَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِۦ نَاقَةُ ٱللَّهِ لَكُمْ ءَايَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِىٓ أَرْضِ ٱللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوٓءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Wa ilā ṡamụda akhāhum ṣāliḥā, qāla yā qaumi’budullāha mā lakum min ilāhin gairuh, qad jā`atkum bayyinatum mir rabbikum, hāżihī nāqatullāhi lakum āyatan fa żarụhā ta`kul fī arḍillāhi wa lā tamassụhā bisū`in fa ya`khużakum ‘ażābun alīm

Artinya: “Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih”.

Setelah mendengar perintah tersebut kemudian kaum Tsamud terbelah menjadi dua kelompok, saling bermusuhan dalam urusan agama.

Golongan pertama memilih menjadi mukmin, sejak Nabi Saleh diutus kepada kaum Tsamud. Kelompok kedua menjadi kafir semua.

Kafir Percaya Allah

Menurut Gus Baha, seseorang itu jika kafir pasti tidak 100% kafir sehingga ucapan mereka berlawanan. Sebagaimana kisah Abu Jahal yang memusuhi Nabi Muhammad Saw, bukan Allah SWT.

Sedangkan kaum Tsamud memusuhi sekali dengan Nabi Saleh, namun yang dimusuhi bukan hanya Nabi Saleh tapi juga Allah SWT. Meski begitu mereka tetap percaya pada Allah.

“Jadi, bukan seperti orang komunis sekarang yang menganggap Allah sudah mati. Fungsi Tuhan sudah tidak ada. Kalau dulu itu tidak begitu,” kata Gus Baha.

Mereka yang tidak percaya dengan Nabi Saleh, lanjut Gus Baha, kemudian mengancamnya. “Wahai Saleh! Kalau kamu memang benar, maka turunkanlah azab (kepadaku),” ujar Gus Baha mengisahkan kaum Tsamud.

Para pembenci Nabi Saleh tersebut sebenarnya percaya faktor x, yaitu Allah yang mampu menurunkan azab. Aneh! Begitu kata Gus Baha, mereka menentang Nabi Saleh karena memerintahkan untuk menyembah kepada Allah.

Ancaman kaum Tsamud kepada Nabi Saleh tersebut menunjukkan bahwa mereka ingin Allah memperlihatkan mana yang benar. Meski mereka tidak mau menyembah Allah, secara tak langsung dikatakan Gus Baha, kaum Tsamud ingin uji kelayakan dengan ukuran azab.

“Dan Engkau silakan memberi azab yang salah. Jadi, kafirnya orang kafir itu paradoks (berlawanan),” ucap Gus Baha.

Kaum Kafir Tsamud dan Nabi Saleh

Kebencian kaum kafir (Tsamud) kepada Nabi Saleh menimbulkan rencana jahat. Kisah Nabi Saleh AS dengan kaumnya, serta rencana jahat kaum Tsamud untuk membunuh Beliau dan membinasaan mereka tercantum dalam Alquran.

QS. An-Naml ayau 45-53 yang berbunyi:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِيقَانِ يَخْتَصِمُونَ (٤٥) قَالَ يَا قَوْمِ لِمَ تَسْتَعْجِلُونَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ لَوْلا تَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (٤٦) قَالُوا اطَّيَّرْنَا بِكَ وَبِمَنْ مَعَكَ قَالَ طَائِرُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ تُفْتَنُونَ (٤٧)وَكَانَ فِي الْمَدِينَةِ تِسْعَةُ رَهْطٍ يُفْسِدُونَ فِي الأرْضِ وَلا يُصْلِحُونَ (٤٨) قَالُوا تَقَاسَمُوا بِاللَّهِ لَنُبَيِّتَنَّهُ وَأَهْلَهُ ثُمَّ لَنَقُولَنَّ لِوَلِيِّهِ مَا شَهِدْنَا مَهْلِكَ أَهْلِهِ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ (٤٩) وَمَكَرُوا مَكْرًا وَمَكَرْنَا مَكْرًا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (٥٠) فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ مَكْرِهِمْ أَنَّا دَمَّرْنَاهُمْ وَقَوْمَهُمْ أَجْمَعِينَ (٥١) فَتِلْكَ بُيُوتُهُمْ خَاوِيَةً بِمَا ظَلَمُوا إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَةً لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (٥٢) وَأَنْجَيْنَا الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (٥٣

Artinya:

Dan sungguh, Kami telah mengutus kepada (kaum) Tsamud saudara mereka yaitu Saleh (yang menyeru), “Sembahlah Allah!” Tetapi tiba-tiba mereka (menjadi) dua golongan yang bermusuhan. (45) Dia (Saleh) berkata, “Wahai kaumku! Mengapa kamu meminta disegerakan keburukan (azab) sebelum (kamu minta) kebaikan? Mengapa kamu tidak memohon ampunan kepada Allah, agar kamu mendapat rahmat?” (46)

Mereka menjawab, “Kami mendapat nasib yang malang disebabkan oleh kamu dan orang-orang yang bersamamu.” Dia (Saleh) berkata, “Nasibmu ada pada Allah (bukan kami yang menjadi sebab), tetapi kamu adalah kaum yang sedang diuji.” (47)

Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang berbuat kerusakan di bumi, mereka tidak melakukan perbaikan. (48) Mereka berkata, “Bersumpahlah kamu dengan (nama) Allah, bahwa kita pasti akan menyerang dia bersama keluarganya pada malam hari, kemudian kita akan mengatakan kepada ahli warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kebinasaan keluarganya itu, dan sungguh, kita orang yang benar.” (49)

Dan mereka membuat tipu daya, dan kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari. (50) Maka perhatikanlah bagaimana akibat dari tipu daya mereka, bahwa Kami membinasakan mereka dan kaum mereka semuanya. (51)

Maka itulah rumah-rumah mereka yang runtuh karena kezaliman mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda (kekuasaan Alah) bagi orang-orang yang mengetahui (hakikat sesuatu). (52) Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka selalu (53)

Begitulah kisah kaum kafir yang tidak murni 100% kafir pada masa Nabi Saleh. Semoga Allah merahmati guru kita, Gus Baha dan kita semua, serta melindungi kita dari orang-orang yang demikian. Aamiin.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *