Kasus Rasisme Terhadap Muslim Meningkat di Jerman

 Kasus Rasisme Terhadap Muslim Meningkat di Jerman

Catat Sejarah, Pemerintah Swedia Adili Pelaku Pembakaran Al-Qur’an (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Kasus rasisme dan sentimen anti-Muslim semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir di Jerman.

Laporan TRT World menyebut kondisi ini dipicu oleh adanya propaganda kelompok neo-Nazi dan Partai Sayap Kanan Alternatif untuk Jerman (AfD).

Dalam laporan tersebut diungkapkan salah satu kejadian kasus rasisme beberapa hari lalu (9/7) yakni seorang wanita muslim berjilbab diserang di ibu kota Jerman, Berlin.

Di mana jilbab perempuan tersebut dirobek. Selaku berusia 37 tahun tersebut juga memukul kepala dan tubuh bagian atas korban.

Serangan itu terjadi di sebuah restoran di distrik Weissensee. Kasus teror dan intimidasi terhadap warga muslim ini bukan kali pertama di Jerman.

Sebelumnya, serangan rasis juga terjadi di distrik Prenzlauer Berg, Berlin pada Jumat (8/7) lalu. Di mana seorang pria berusia 52 tahun menghina dua wanita secara rasial.

Pelaku penyerangan kemudian ditangkap dan dibawa ke klinik karena perilaku abnormalnya, sebelum dibebaskan.

Meskipun konstitusi Jerman menjamin kebebasan beragama, namun umat Islam terutama wanita berjilbab di negara tersebut rentan menerima tindakan diskriminasi. Baik dalam dunia pendidikan dan tempat kerja.

Sebagai informasi, Jerman merupakan negara berpenduduk lebih dari 83 juta jiwa. Adapun populasi Muslim di Jerman terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis.

Hampir 5,3 juta Muslim di negara itu, 3 juta berasal dari Turki.

Hasil studi Muslim Life in Germany 2020 yang dilakukan oleh Research Center of the Federal Office for Migration and Refugees mengungkap ekstrapolasi Muslim rata-rata berasal dari migrasi.

Sejak edisi terakhir dirilis pada tahun 2016, jumlah umat Islam di Jerman telah meningkat sekitar 900 ribu.

“Sasaran penting adalah memperbarui jumlah Muslim dengan latar belakang migrasi yang tinggal di Jerman,” kata Pemimpin Kelompok di Pusat Penelitian BAMF, Dr Axel Kreienbrink.

Romandhon MK

Peminat Sejarah Pengelola @podcasttanyasejarah

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *