Kasus Intoleran di Solo, Haidar Bagir Juga Pernah Mengalamih
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Mengenai kasus intoleran di Solo beberapa waktu lalu terhadap keluarga Habib Segaf Aljufri dalam acara midodareni, cendekiawan muslim sekaligus Direktur Mizan, Haidar Bagir mengaku pernah mengalami hal serupa.
Dirinya beberapa kali pernah mendapat perlakuan persekusi dari kelompok intoleran di Solo. Salah satunya saat ia menggelar diskusi buku di kota tersebut.
“Saya pun pernah didemo anasir intoleran/radikal di Solo. Setelah semalam sebelumnya mereka menyurati polisi minta rencana diskusi dengan saya sebagai salah seorang pembicara dibubarkan,” kenang Haidar Bagir melalui utasnya di akun Twitter pribadinya @Haidar_Bagir, dikutip Rabu (12/8/2020).
Alasannya waktu itu kata Haidar, karena dirinya Syiah. Padahal lanjut dia, acara yang dilakukan adalah diskusi pendidikan. Yakni mengupas bukunya yang berjudul ‘Memulihkan Sekolah, Memulihkan Manusia.’
Saat itu, pihak panitia menolak menghentikan acara itu. Diskusi pun tetap jalan. “Persis setelah sharing & sesi Q & A saya selesai, mereka menggeruduk. Saya & panitia hadapi. Merek memaksa acara dihentikan,” jelasnya.
“Kasian orang Dikbud (Pendidikan & Kebudayaan) cuma sempat bicara 15 menit. Polisi bingung. Esoknya sharing saya jadi headline Solo Pos, tanpa berita demo,” sambungnya.
Terbaru, hal sama juga ia alami lagi. Jadi beberapa waktu mereka mengancam membatalkan diskusi bukunya lagi. Saat itu ia menggelar bedah buku berjudul “Islam Tuhan, Islam Manusia”.
“Kali ini polisi sigap & tegas. Mereka turunkan pasukan dalam jemlah besar ke IAIN Surakarta. Penggeruduk cuma bisa demo di luar kampus, sedang acara di dalam berjalan lancar dengan hadirin membludak,” tandasnya.
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu ratusan orang menamakan diri Laskar Solo membubarkan acara midodareni (doa malam sebelum akad nikah) di kediaman almarhum Habib Segaf Al-Jufri.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Cempaka No. 81 Kampung Mertodranan RT 1 RW 1, Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Sabtu (8/8) malam lalu. Kelompok laskar ini berkumpul di gang masuk rumah almarhum Habib Segaf Al-Jufri dan melakukan penganiayan.