Karomah Kyai Pesantren Tambakberas

Meneruskan Perjuangan Para Kiai (Ilustrasi/Istimewa)
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Bagi umat Islam di Indonesia, istilah ‘karomah’ mungkin sudah tidak asing lagi. Istilah ini biasanya melekat kepada keistimewaan yang dimiliki para wali hingga kyai.
Tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia masih memiliki ketertarikan yang cukup besar terhadap hal-hal gaib dan misterius seperti cerita karomah para kyai.
Cerita mengenai karomah para kyai terkadang disampaikan secara lisan, dari mulut ke mulut, biasanya dari orang terdekat kyai kemudian menyebar di kalangan santri dan umum.
Cerita tentang karomah kyai itulah yang terkadang secara tidak langsung juga turut memperkuat atau meningkatkan keta’dziman para santri maupun masyarakat luas.
Apa Itu Karomah?
Dalam arti sempit, karomah bisa dimaknai sebagai sesuatu yang khoriqul ‘adah atau suatu hal yang tidak lumrah bagi umumnya orang.
Beberapa karomah yang cukup populer di kalangan masyarakat adalah kemampuan salat di atas air, mampu menempuh jarak jauh dengan sangat singkat, mampu terbang hingga meramalkan masa depan.
Tidak heran jika keberadaan karomah pada seseorang kerap membuat mereka disebut sebagai seorang ‘wali.’
Meski hal tersebut sebenarnya bukan stempel atau syarat baku kewalian. Karena jika menilai kewalian hanya berpegang pada arti sempit karomah tersebut, maka kita bisa terkecoh.
Sebab wujud atau bentuk dari karomah sendiri juga bermacam-macam, tidak selalu terwujud dalam hal-hal yang khoriqul ‘adah itu tadi.
Kemampuan khoriqul ‘adah itu tadi bisa merupakan ma’unah (kejadian di luar nalar manusia) yang bisa diusahakan melalui pengamalan doa atau amalan tertentu, istidraj (dilulu oleh Allah) atau bahkan sihir.
Tidak semua orang yang telah mencapai derajat keistiqomahan nan hakik selalu diberikan karomah oleh Allah Swt dalam bentuk khoriqul ‘adah.
Sebaliknya, adakalanya juga Allah menganugerahkan karomah yang khoriqul ‘adah kepada orang yang bahkan keistiqomahannya belum sempurna.
Sementara karomah dalam artian luas merupakan suatu anugerah yang diperoleh seorang hamba dari kedekatan dan keistiqomahannya dalam menjalankan perintah Allah.
Sebenarnya karomah tertinggi ialah keistiqomahan itu sendiri, bahwa al-Istiqomaha khoirun min alfi karomah, yang artinya istiqomah itu lebih baik dari seribu karomah.
Kisah Karomah Kyai Pesantren Tambakberas
Pesantren sebagai salah satu pembaga pendidikan kegamaan yang bersifat non-formal memiliki keunikan serta ciri khasnya sendiri.
Kyai sebagai pimpinan pesantren terkadang menjadi sosok yang memiliki berbagai macam karomah, seperti karomah yang dimiliki oleh para kyai Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur berikut ini.
Merujuk pada buku Tambakberas: Menelisik Sejarah, Memetik Uswah, dikisahkan bahwa semasa hidup Kyai Hamid Chasbullah pernah tiba-tiba muncul dan terbang di atas para santri yang sedang berkumpul dan bercengkerama dengan asyik.
Sayangnya, para santri itu terlalu asyik bercengkerama dan tidak segera berangkat ke masjid untuk menunaikan salat jamaah.
Para santri yang melihat Kyai Hamid Chasbullah terbang tersebut, sontak langsung berhamburan dan bergegas pergi ke masjid.
Ada kisah lain mengenai karomah Kyai Hamid yang tidak tersentuh air sedikit pun ketika beliau berjalan kaki sejauh kurang lebih dua kilometer di bawah guyuran hujan.
Konon saat itu Mbah Kyai Hamid sedang dalam perjalanannya menuju tempat pengajian rutinnya. Beliau diketahui memang banyak berjalan kaki.
Suatu keadaan yang tidak lazim, khoriqul ‘adah itu tadi, bagaimana bisa orang yang berjalan kaki tanpa paying atau mantel hujan, di tengah guyuran hujan deras tetap kering dan tidak basah sama sekali?
Wallahu a’lam….
Ada juga kisah yang cukup populer mengenai Gus Hubbi yang malati. Kata malati berasal dari Bahasa Jawa, yang bermakna bahwa perkataan atau ucapan orang tersebut pasti akan terbukti atau terjadi.
Dengan kata lain, Gus Hubbi memiliki karomah bisa memprediksi masa depan seseorang.
Kisah lainnya datang dari Kyai Fattah, sang Bapak Pendidikan Pesantren. Konon beliau mampu mengkhatamkan Al-Qur’an hanya dalam kurun waktu dua sampai tiga jam saja padahal beliau membaca Al-Qur’an secara tartil.
Berdasarkan penuturan Kyai Masduqi Abdurrahman, Perak, Jombang, beberapa hari sebelum acara ngunduh mantu putrinya yang kedua, Kyai Fattah masih sempat menghadiri undangan pengajian di daerah Jember.
Kyai Fattah mengajak salah seorang santri untuk ikut serta. Sepulangnya dari pengajian, sekitar dini hari, kendaraan rombongan Kyai Fattah mogok.
Lalu Kyai Fattah menyuruh santrinya untuk membuka kap mesin mobil. Lalu beliau meniup dan meludahi mesin mobil tersebut.
Ajaibnya, mobil itu menyala dan rombongan bisa kembali ke pesantren dengan lancar dan aman.
Itulah beberapa kisah mengenai karomah para kyai Pesantren Tambakberas. Kita dapat meneladani keistiqomahan dan kesungguhan beliau dalam beribadah.
Tentu istiqomah dan bersungguh-sungguh dalam beribadah tidak diniatkan agar mendapat karomah. Niatnya tetap harus dijaga, yaitu semata-mata diniatkan hanya untuk mencari ridho Allah Swt.
Perkara mendapat karomah atau tidak, itu hanyalah kuasa-Nya, anggap saja bonus. Dapat ya alhamdulillah, tidak dapat ya tidak menjadi soal.
Wallahu a’lam bisshowab. []