Karantina Versi Rasulullah Saw
HIDAYATUNA.COM – Pencegahan masuknya penyakit ke dalam tubuh seseorang ketika wabah terjadi melalui karantina sudah dijelaskan Rasulullah Saw dalam hadis. Terutama terkait prinsip-prinsip karantina, semua dijabarkan Rasulullah Saw dengan sangat jelas.
Dalam sejumlah hadis Beliau Saw mencegah orang memasuki kota yang terkena wabah, dan Rasulullah juga mencegah orang-orang meninggalkan kota yang tengah dilanda wabah. Bagi yang tetap pergi meninggalkan kota terpapar wabah, maka telah melakukan dosa besar.
Sedangkan bagi yang bersabar berada di kota itu, maka diganjar pahala. Rasulullah Saw bersabda dalam hadis riwayat Jabir bin Abdullah RA:
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الفار من الطاعون كالفار من الزحف، والصابر فيه كالصابر في الزحف
“Melarikan diri dari wabah itu seperti melarikan diri dari peperangan, dan orang yang bersabar akan diganjar pahala seperti orang syahid.” (HR Ahmad).
Dalam hadis yang senada, Rasulullah Saw bersabda:
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: لاَ تُورِدُوا المُمْرِضَ عَلَى المُصِحِّ
“Jangan mencampurkan (unta) yang sakit ke yang sehat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Hadis di atas menunjukkan pentingnya melakukan tindakan karantina, untuk mencegah penularan penyakit yang mewabah. Langkah karantina ini tidak bertentangan dengan prinsip berserah diri atau tawakal kepada Allah SWT.
Ada sebuah hadits yang secara sekilas tampak bertentangan dengan hadis yang memerintahkan untuk melakukan tindakan karantina saat terjadi wabah. Hadis berikut ini menjelaskan, seakan-akan wabah terjadi dengan sendirinya sehingga tidak ada yang bisa diperbuat. Rasulullah Saw bersabda:
لا عدوى ولا طيرة
“Tidak ada Adwa’ (penyakit menular atau wabah), tidak ada merasa sial (terhadap sesuatu).” (HR Bukhari)
Oleh Imam Nawawi dijelaskan, hadis-hadis di atas sebetulnya saling berkaitan sehingga penting untuk melakukan tindakan dalam menghadapi wabah. Tentu dengan cara-cara yang dapat menyelamatkan nasib diri.