Karakter Guru Sejati dalam Kacamata Khalifah Harun Ar-Rasyid
HIDAYATUNA.COM – Khalifah Islam, Harun Ar Rasyid memberikan sebuah pelajaran bagaimana kita mengetahui Guru sejati. Harun Ar Rasyid adalah salah satu Khalifah Bani Abbasiyah, para sejarawan mengatakan jika pada masa Harun Ar Rasyid ini peradaban umat Islam mencapai puncaknya.
Oleh karena itulah, penting kita memahami karakter guru sejati menurut Harun Ar Rasyid. Kita bisa mengambil karakter guru yang baik dari kisah Harun Ar Rasyid yang akan menyerahkan putra mahkota, Muhammad al-Amin pada seorang guru di wilayah Baghdad.
Pada saat itu, Khalifah berkata pada Syeh ahmar, “Posisikanlah dirimu sebagaimana engkau dipercaya oleh amirul mukmini. Ajarkan padanya Alquran, hadis, bacakan tentang syair, dan ajarkan padanya tentang syair, dan juga tentang retorika.”
Selanjutnya Khalifah juga berpesan pada Ahmar, “janganlah engkau mengajar dengan keras kepada mereka karena itu akan merusak hati, membuat hatinya menjadi keras. Tetapi janganlah engkau terlalu pemaaf, ini akan menyebabkan mereka terlena, membuang-buang waktu belajar.”
“Jika mereka berbuat salah, atau keliru dalam mengambil tindakan, dekatilah mereka dengan lemah lembut. Tetapi jika cara itu tidak mempan, gunakanlah cara keras untuk mengingatkan mereka.”
Perkataan Khalifah Harun ar-Rasyid ini diucapkan pada Ahmar ketika Khalifah menyerahkan putra mahkota kerajaan Bani Abbasiyah untuk belajar pada Syekh Ahmar.
Hikmah
Dari perkataan Khalifah pada calon guru dari anaknya, Muhammad al Mu’min, ada beberapa pelajaran penting yang bisa diambil. Terutama dalam kriteria dari seorang guru.
1. Mengajar sepenuh hati
Guru sejati mengajar dengan sepenuh hati, bukan mengajar karena sesuatu hal. Ini bisa dilihat pada perkataan Khalifah, “posisikanlah dirimu sebagaimana engkau dipercaya oleh amirul mukminin.”
Hal ini berarti, amirul mukminin percaya jika calon gurunya adalah guru terbaik yang akan mengajari anaknya ilmu. Maka, calon guru pada masa ini harus bersikap seperti itu, mereka harus iklas mengajar.
2. Niat Mengajar
Guru sejati harus memiliki niat baik untuk mengajar, yakni harus mengajar dengan niat untuk mencerdaskan bangsa dan negara.
Kemudian, guru yang sejati itu akan mengajarkan para muridnya tentang Alquran, pelajaran kehidupan dari nabi, dan juga ilmu-ilmu lainnya seperti sastra, matematika, dan lainnya.
3. Guru sejati mengajarkan sesuatu dengan lembut
Mereka akan berkata dengan lembut, tidak semestinya mengajarkan dengan kasar atau keras. Akan tetapi jika murid berbuat salah akan bersikap tegas.
Khalifah mewanti-wanti guru anaknya agar tidak berkata secara keras. Hal tersebut karena menurut Khalifah bisa membuat hati muridnya menjadi keras, hatinya akan mati dan tidak bisa menerima pelajaran.
4. Adab
Selanjutnya adalah, adab bagaimana seorang guru memperingatkan, atau membenarkan perbuatan murid yang salah. Guru tidak boleh langsung marah dan menyalahkan anak tersebut, tetapi harus didekati dengan kata-kata yang lembut.
Guru harus mendekati secara personal dan kemudian dikatakan jika A adalah salah.
5. Mengingatkan muridnya
Guru sejati juga memiliki kepekaan tinggi terhadap psikologis dari murid. Guru tidak akan mengajar materi berat ketika murid terlihat lelah.
Guru tidak akan memaksakan murid, jika murid tersebut memang lelah. Guru tidak boleh membiarkan murid-muridnya bermalas-malas.
Itulah kriteria guru sejati menurut Khalifah Harun ar-Rasyid. Andai banyak guru yang menerapkan perkataan dari Khalifah tersebut, pasti anak-anak dari umat Islam akan menjadi pribadi yang inklusif. Anak-anak dari umat Islam akan menjadi pribadi yang memiliki pemikiran terbuka, tidak gagap pada perbedaan.