Kanada Diminta Lindungi Wanita Muslim Usai Insiden Penyerangan
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Kasus penyerangan terhadap dua wanita muslim di St. Albert berujung pada demonstrasi besar. Di mana dua hari setelah peristiwa itu, ratusan wanita muslim meminta perlindungan.
Mereka ikut menghadiri rapat umum anti-kebencian di Churchill Square di pusat kota Edmonton, Kanada. Dengan serangkaian teror dan serangan yang diterima wanita muslim di negara tersebut, mendorong mereka berhak mendapatkan perlindungan.
Sebagaimana diketahui, serangan di St. Albert adalah yang terbaru dalam serangkaian insiden yang mengkhawatirkan di negara tersebut. Hal ini termasuk serangan lain terhadap seorang wanita yang mengenakan jilbab di pusat kota Edmonton.
Dilansir dari CBC sebagaimana dikutip Republika, Senin (28/6/2021) serangan-serangan itu fokus menargetkan wanita Muslim. Di mana teriakan “Buat jalan-jalan kita aman” terdengar dari panggung ketika pembicara berbicara kepada orang banyak.
Seorang aktivis, Ahmed Ali, mengatakan kepada orang banyak dia berharap aksi ini akan membantu menyembuhkan mereka yang telah diserang. Mereka tidak harus berkumpul untuk melawan kebencian.
“Itu tidak baik untuk kakak perempuan saya yang harus khawatir berjalan di luar dan menentukan warna jilbab apa yang akan dikenakan agar tidak menonjol,” kata Ali.
Perwakilan Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) Alberta, Amira Shousha, mengatakan tindakan pencegahan dan keamanan ekstra diambil untuk memastikan keselamatan peserta dan peserta rapat umum. “Sangat menyedihkan kami bahkan harus memiliki petugas polisi dan petugas perdamaian di sini untuk memastikan orang-orang yang ingin berbicara menentang ketidakadilan (dilindungi),” kata Shousha.
Shousha mengatakan NCCM ingin melihat sebuah komite dibentuk untuk mengatasi islamofobia.