KH Nawawi Maksum Nilai Film The Santri Tidak Menyimpang Tradisi
HIDAYATUNA.COM, Bondowoso – Wakil Ketua Ikatan Serjana Nahdlatul Ulama, atau ISNU Bondowoso, KH Nawawi Maksum, dan tokoh Aktivis Muda Nahdlatul Ulama di Bondowoso ikut angkat bicara terkait banyaknya kritikan, bahkan ajakan untuk melakukan pemboikotan terhadap Film The Santri yang viral di media sosial membuat
“Sebenarnya ajakan untuk memboikot Film The Santri adalah agenda setting dari beberapa kelompok yang tidak suka kepada santri yang hari ini sudah menunjukan eksistensinya dalam menjaga keutuhan NKRI,” tegas ISNU Bondowoso itu.
Jika ditarik lagi ke belakang terkait permasalahan ini, tentu sudah bisa dilihat, ada beberapa kelompok yang pada waktu itu tidak setuju ketika Presiden RI mengambil kebijakan dan memutuskan untuk ditetapkan adanya Hari Santri Nasional (HSN) 22 Oktober.
“Tentu kita bisa simpulkan, beberapa kelompok itu ada indikasi memang ingin menghapus peran santri di negeri ini yang dominan dalam sejarah kemerdekaan Negara Indonesia,” ungkapnya, seperti dilansir HIDAYATUNA.COM dalam keterangan persnya, Rabu (18/9/2019).
Alumnus Pondok Pesantren Sidogiri itu menilai, terkait kultur santri yang terdapat di cuplikan film tersebut tidak ada yang menyimpang. Dengan demikian, menurut ulama muda yang menjadi kepala pondok di salah satu pondok pesantren di Bondowoso itu, walaupun ada beberapa adegan antara laki-laki dan perempuan di dalam film masih dalam kategori kewajaran.
“Toh, dalam Islam sendiri juga memang diajarkan kalau laki-laki dan perempuan diciptakan berpasang-pasangan,” pungkasnya.
Perlu untuk diketahui, rencananya film The Santri akan tayang di bioskop tanah air tepat pada Hari Santri Nasional 22 Oktober 2019 mendatang.
Menariknya, film ini dibintangi santri pondok pesantren. Diantaranya Muhammad Ulul Azmi Askandar al-Abshor atau akrab disapa Gus Azmi, Firda Mansur dan Zulifikar dan santri lainnnya.
Film ini makin spesial dengan penampilan Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur yang dapat peran sebagai Ustadz Pencak Silat.