Jurnalis Ini Mualaf Setelah Jadi Tahanan Taliban

 Jurnalis Ini Mualaf Setelah Jadi Tahanan Taliban

Nenek Hasanah hibahkan usianya untuk mengajar di madrasah (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Hidayah untuk mempelajari Islam hingga memutuskan mualaf datangnya bermacam-macam. Salah satunya dialami oleh jurnalis asa Inggris bernama Yvonne Ridley ini.

Perempuan asal Inggris ini menjadi mualaf setelah jadi tahanan Taliban. Masih lekat betul dalam ingatannya bagaimana ia berjanji untuk mempelajari Islam kepada Taliban.

Selang dua tahun kemudian, Yvonne Ridley benar-benar menjadi mualaf. Berbagai respons pun mulai berdatangan, baik itu dukungan, cibiran hingga tuduhan atas pencucian otak Taliban kepada dirinya.

Tuduhan itu tidak berdasar karena ia tidak mengalaminya sama sekali. Sebab, menurutnya, jika benar ia dicuci otaknya untuk memeluk Islam, tentu harus ada interaksi atau komunikasi dengan Taliban selama ditahan.

Sebaliknya, diungkapkan Yvonne Ridley dalam forum webinar bersama Aqsa Working Group, dilansir dari Republika, Ahad (29/8). Komunikasi dengan Taliban bahkan hampir jarang terjadi karena mereka tidak suka khalwat dengan perempuan yang bukan mahram.

Dibebaskan dan Menjadi Mualaf

Selama jadi tahanan Taliban, Yvonne Ridley diperlakukan dengan baik, tidak seperti yang disangkakan publik selama ini semasa penahanan tersebut. Ia mengaku diperlakukan layaknya tamu, bukan tahanan.

Padahal, dia sempat berpikir tidak akan bertahan hidup walau sehari saja. Hingga akhirnya dia dibebaskan Taliban karena masalah kemanusiaan.

“Kalau ada yang bertanya siapa yang paling senang terbebas saat itu? Yang paling senang adalah Taliban karena para pria itu tidak suka harus sering bertemu dengan perempuan,” katanya sambil tertawa.

Setelah bebas, Yvonne Ridley pun mulai mempelajari Islam selama dua tahun. Hingga ia mantap memutuskan menjadi mualaf.

“Saya pikir ini adalah perjalanan wawasan akademik saya, namun ternyata ini adalah perjalanan spiritual saya,” ujarnya.

Menurut Yvonne, Taliban yang memimpin Afghanistan saat ini punya PR besar untuk mewujudkan apa yang telah mereka sampaikan dalam konferensi pers perdana mereka setelah mengambil alih pemerintahan. Dalam konferensi pers tersebut, Taliban menjanjikan akan membangun negara inklusif, menghormati martabat wanita, dan memimpin secara adil dan merata.

“Satu hal yang saya tahu tentang mereka, mereka tidak pernah berbohong. Mereka akan mengatakan hal jujur. Bahkan jika mereka telah melakukan penyerangan mereka akan mengatakannya, dan berkata tidak jika tidak melakukannya. apa pun itu. Kita tinggal tunggu saja janji mereka,” ungkapnya.

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *