Jika Manusia Boleh Memilih Lahir Kaya
HIDAYATUNA.COM – Manusia lahir di dunia ini tidak membawa apa pun, bahkan sehelai kain untuk menutupi tubuhnya pun tidak ada . Manusia pada saat lahir hanya bisa menangis.
Hal tersebut mengajarkan kepada kita semua bahwa sahnya manusia pada dasarnya mahkluk yang sangat lemah. Berbeda dengan hewan ataupun tumbuhan.
Mereka saat lahir sudah mandiri, sebagai contoh, sapi pada saat lahir tidak membutuhkan waktu lama, maka sapi akan cepat berjalan. Sedangkan manusia untuk bisa sampai pada fase ‘berjalan’, memerlukan waktu yang relatif lama.
Dari fase duduk, merangkak, mengangkat tubuh, berjalan dengan bantuan, langkah pertama, dan fase berjalan sendiri.
Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami. Dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “…Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat. Lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara. Yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya…” (HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643).
Jadi pada dasarnya rezeki manusia sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT. Akan tetapi bukan berarti kita malas-malasan saja karena Allah suka pada hamba yang bekerja keras dan tidak lupa disertai dengan doa.
Harta adalah Titipan
Jika semua manusia di dunia ini bisa memilih takdirnya, hampir semua manusia pasti memilih menjadi orang kaya. Sebab dengan menjadi kaya, maka kita akan mendapatkan derajat yang lebih tinggi di kalangan masyarakat.
Hal inilah yang menjadi sebab begitu berharganya sebuah harta kekayan. Seseorang akan merasa marah apabila mobilnya lecet, merasa gelisah apabila handphonenya rusak atau tidak ada sinyal, namun ketika meninggalkan kewajibannya? Tidak menjadi masalah.
Manusia yang menjadikan harta sebagai sumber kebahagiaan akan merasa bersedih apabila harta yang diperoleh lenyap. Mereka akan dirundung dengan kesedihan yang sangat mendalam akibat kehilangan hartanya.
Munculnya sikap pesimis, putus asa, dan menyalahkan kejadian yang dialaminya kepada Allah. Padahal, Allah SWT. memberikan kita musibah bukan untuk membuat kita marah, berkata-kata kotor. Allah SWT. memberikan ujian-Nya, bahkan banyak manusia yang lupa kepada sang pencipta karena disibukkan dengan harta kekayaannya.
Menjadi orang kaya boleh-boleh saja, akan tetapi jangan sampai lupa bahwa harta yang kita miliki ialah sejatinya milik Allah SWT. Dengan sadarnya kita bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan semata, maka sudah semestinya harus kita jaga baik-baik. Jangan sampai disalahgunakan.
Menyedekahkan Harta
Salah satu cara menggunakan harta yang baik ialah dengan cara kita menjadi individu yang dermawan terhadap semua manusia. Lebih-lebih terhadap manusia yang sangat membutuhkan, seperti fakir miskin, anak yatim, ataupun di sedekahkan kepada lembaga keagamaan yang ada.
Bahkan dengan kita menjadi orang yang dermawan doa-doa yang kita panjatkan akan mudah untuk dikabulakan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw yang berbunyi:
السَّخِيُّ قَرِيبٌ مِنْ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنْ الْجَنَّةِ قَرِيبٌ مِنْ النَّاسِ بَعِيدٌ مِنْ النَّارِ وَالْبَخِيلُ بَعِيدٌ مِنْ اللَّهِ بَعِيدٌ مِنْ الْجَنَّةِ بَعِيدٌ مِنْ النَّاسِ قَرِيبٌ مِنْ النَّارِ وَلَجَاهِلٌ سَخِيٌّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ عَالِمٍ بَخِيلٍ
Artinya: Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan manusia, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari surga, jauh dari manusia, dan dekat dengan neraka. Sesungguhnya orang bodoh yang dermawan lebih Allah cintai dari pada seorang ‘alim yang bakhil. [HR Tirmidzi]
Berbeda apabila kita memilih untuk lahir menjadi orang yang kurang punya atau miskin karena kita belum tentu bisa menolong orang lain. Sedangkan kita sendiri masih banyak kekurangan yang bahkan lebih perlu bantuan manusia lain.
Bukan berarti menjadi orang miskin salah karena semua sudah ditentukan oleh Allah SWT. Sebab jika sabar dalam menghadapi kemiskinan yang kita alami, jaminannya adalah surga.
Hanya saja dalam segi manfaat bagi manusia lain, orang kaya lebih diuntungkan. Masalahnya ialah, sangat sulit menemukan orang kaya yang bisa menggunakan hartanya dengan bijak. Wallahu’alam.