Jihad Melawan Hawa Nafsu

 Jihad Melawan Hawa Nafsu

HIDAYATUNA.COM – Melawan hawa nafsu merupakan esensi pokok yang menjadi ujung pangkal dari jiahad itu sendiri. Sebab jika sudah mampu menundukkan hawa nafsu tentu kecil sekali sesorang memiliki musuh. Tidak heran kemudian Rasulullah menyebutkan bahwa jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu. Diriwayatkan setelah umat Islam menang dalam Perang Badar (perang terbesar dan menentukan bagi kelangsungan umat) Rasulullah bersabda:

رَجَعْتُمْ مِنَ اْلجِهَادِ اْلأَصْغَرِ إِلَى الجِهَادِ الأَكْبَرِ فَقِيْلَ وَمَا جِهَادُ الأَكْبَر يَا رَسُوْلَ الله؟ فَقَالَ جِهَادُ النَّفْسِ

Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran akbar. Lalu sahabat bertanya, Apakah pertempuran akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “jihad (memerangi) hawa nafsu.”

Dalam hal ini, berjihad melawan hawa nafsu maksudnya adalah mencurahkan segenap usaha dan kemampuan untuk berkomitmen terhadap aturan Allah SWT dan meniti jalan-Nya yang lurus. Hal ini mecakup ketaatan dan peribadahan kepada Allah SWT, menjauhi maksiat, dengan melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan, diri, umat, semua manusia, alam, dan semua makluk.

أَفْضَلُ الْجِهَادِ أَنْ يُجَاهَدَ الرَّجُلُ نَفْسَهَ وَ هَوَاهُ

Artinya: Jihad yang paling utama adalah seseorang berjihad (berjuang) melawan dirinya dan hawa nafsunya. (HR. Ibnu Najjar)

Imam  al-Ghazali menerangkan beratnya jihad melawan  nafsu yang memerintahkan kepada kejahatan (nafs al-ammarah bi al-su’) dan menentang kebahagiaan manusia, dari dua aspek: Pertama, nafsu merupakan musuh dari dalam diri. Apabila pencuri berasal dari dalam rumah, ia akan lebih sulituntuk diwaspadai. Kedua, nafsu merupakan musuh yang dicintai. Jika seseorang mencintai musuhya bagaimana mungkin ia akan melawannya. Al-Ghazali mengatakan, “manusia itu buta terhadap aib dari orang yang dicintainya. Ia hampir tidak melihat aibnya tersebut”.

Allah berfirman:

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankaabut: 69)

Jihad   melawan   hawa   nafsu   itu   mempunyai   beberapa   tingkatan, diantaranya :

Pertama,  Jihad   yang   berkaitan   dengan   upaya   meningkatkan   kualitas intelektual  dalam  rangka  mencari  dan mempresentasikan   kebenaran   agama. Hal   ini   karena   Allah memerintahkan untik mempelajari agama dan menyiapkan pahala yang sangat besar bagi para penuntut ilmu dan orang-orang  yang berilmu.

Kedua,  Jihad   melawan   hawa   nafsu   juga   dalam   kaitannya   dengan pengamalan dan pengaplikasian     ilmu     pengetahuan     yang diperolehnya dengan penuh   amanah   dan   ihsan,   maksudnya adalah  mentaati  perintah-perintah-Nya  dan  menjauhi  larangan-Nya.

Ketiga, Jihad melawan hawa nafsu  dengan  mensosiasikan (mendakwahkan) ilmunya kepada   orang   lain dan mengajak mereka ke jalan Allah atas kebenaran,  dengan  cara  yang bijak,  nasihat  yang  baik,  dan  dialog  dengan  kelompok yang berbeda dengan cara yang baik.

Keempat,  Ketabahan  dan  kesabaran  dalam  menuntut  ilmu  pengetahuan, mengamalkan      dan   mensosialisasikannya   dikategorikan   pula sebagai jihad melawan hawa nafsu.

Dari  sini  kita  tahu  bahwa  diantara  aspek    terpenting  jihad  melawan hawa  nafsu  ini  adalah  kita  harus  melatih  jiwa  dan  diri  agar  dapat  terjun  ke medan   pertempuranjihad   lainnya.   Sesungguhnya,   jihad   melawan   hawa nafsu  merupakan  tingkatan  penting  dari  tingkatan-tingkatan  jihad  di  jalan Allah,  sebagaimana  telah  disyariatkan Islam.  Hal  ini  harus  diletakkan  pada tempatnya,  tidak  dibiarkan  secara  mutlak,  tidak  diambil  lebih  banyak  dari yang ditentukan, dan tidak melanggar macam-macam jihad lainnya.

Sumber:  Antara  Jihad  dan  Terorisme

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *