Jelang 1 Abad, NU Tekankan Konsolidasi Akhlak

Ilustrasi/Hidayatuna
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Konsolidasi akhlak menjadi perhatian serius organisasi Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) menjalang usia satu abad. Menurut Ketua Umum PBNU, Prof KH Said Aqil Siroj konsolidasi akhlak sebagai hal yang penting.
Kyai Said menjelaskan konsolidasi akhlak ini ditujukan untuk menjawab berbagai persoalan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Setidaknya ada tiga poin penting yang harus diperhatikan oleh warga nahdliyin menyambut peringatan 1 abad ini, salah satunya adalah konsolidasi akhlak.
“Konsolidasi akhlak menjadi salah satu bagian dari poin konsolidasi organisasi yang harus dibangun di usianya yang menjelang satu abad ini,” ujar Kyai Said dilansir dari NU Online, Senin (22/2/2021).
Dengan adanya konsolidasi ahklak hal itu akan menjadi landasan kuat dalam membangun kekuatan organisasi NU sendiri. Kyai Said menjelaskan, tanpa ada akhlak yang mulia, segala sesuatu akan menjadi sia, sekalipun SDM dan SDA yang dipunyai kuat.
Dirinya mencontohkan negara negara di Timur Tengah saat ini yang mayoritas muslim. Di mana di negara-negara tersebut banyak yang abai terhadap ahklak.
“Perbedaan yang muncul tidak bisa diselesaikan dengan baik,” tegasnya.
Rendahnya Penerapan Akhlak
Sejumlah kasus kegaduhan yang terjadi di Timur Tengah maupun di dalam negeri menurut Kyai Said dikarenakan karena implementasi nilai-nilai akhlak sangat rendah. Belajar dari hal itu, warga Nahdliyin diminta untuk bisa menunjukkan teladan yang di kehidupan masyarakat.
“Beruntung NU oleh para muassisnya didesain untuk selalu membina akhlak warganya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sehingga dalam kurun waktu hampir seabad mampu mengawal perjalanan bangsa Indonesia dan ini akan terus dilanjutkan,” jelasnya.
Selain konsolidasi akhlak yang menjadi poin pertama, poin berikutnya adalah warga nahdliyin harus mampy meneladani semangat khidmah dari para pendahulunya. Dengan meneladani semnagat khidmat diharapkan bisa memiliki manfaat untuk di dalam negeri maupun di luar negeri.
“Sedang poin ketiga, adalah meningkatkan pemahaman tujuan didirikannya NU oleh para muassis yang bukan orang sembarangan. Sehingga dari pemahaman ini muncul pesan agar kita semua berhati-hati dalam ngurus organisasi ini,” tandasnya.