Jejak Peninggalan Sunan Muria
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Sunan Muria meninggalkan beberapa peninggalan yang sampai sekarang masih dianggap keramat oleh sebagian besar masyarakat. Benda-benda tersebut mempunyai mitos sehingga mereka kerap merawatnya dengan sakral.
Beberapa benda peninggalan Sunan Muria antara lain yaitu, bulusan dan kayu adem Jati, pohon jati keramat masin dan situs air gentong keramat.
Bulusan dan kayu adem jati merupakan peninggalan sejak masa beliau masih hidup, beliau memiliki seekor kura-kura kecil atau bulus yang dipercaya sebagai jelmaan manusia.
Ada juga pohon dengan nama kayu adem jati yang dikeramatkan. Dikabarkan bahwa kedua benda ini pernah hilang dan kembali lagi tepat pada kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
Selanjutnya adalah pohon jati keramat masin yang telah berusia ratusan tahun. Konon, pohon ini telah hidup sejak zaman sang sunan masih ada.
Tak seorang pun berani menebangnya karena ditakutkan akan mendapat sial, masyarakat sekitar percaya bahwa di pohon ini terdpat penunggu yang tidak bisa diganggu.
Sedangkan situs air gentong keramat, situs air ini terletak di dekat pemakaman Sunan Muria yakni di Gunung Muria.
Biasanya para peziarah ditawari untuk membawa air dari gentong tersebut yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Selain tiga hal keramat di atas, terdapat peninggalan lainnya dari Sunan Muria yang masih terjaga dan terawat hingga saat ini yaitu kompleks pemakaman Sunan Muria.
Sunan Muria sendiri wafat pada tahun 1551 M dan dimakamkan di Bukit Gunung Muria, Kudus, Jawa Tengah. Kompleks makam Sunan Muria adalah salah satu living movement yang sampai saat ini masih banyak dikunjungi oleh masyarakat.
Dalam kompleks makam tersebut terdapat dua bangunan utama, yaitu bangunan makam dan bangunan masjid. Bangunan makam, makam Sunan Muria berada di sebelah barat dari bangunan masjid.
Bangunan cungkup makam sang sunan memiliki konstruksi kayu berupa atap joglo dua susun dan atap ditutup dengan sirap. Dinding cungkup berupa tumpukan bata yang dilapisi semen.
Selain makam sang sunan, terdapat makam lain yang berada di dalam cungkup, yaitu makam Dewi Sujinah yang merupakan istri pertama sang sunan dan Dewi Rukayah, anak dari sang sunan.
Makam Sunan Muria terdapat di dalam kamar atau bilik yang berpintu. Dinding makamnya dibuat dari batu kapur yang berhias panel-panel, sedangkan pintunya berupa kayu yang diukir dengan ragam hias yang sangat indah.
Bangunan masjid, bentuk bangunan masjid yang ada di komplek ini sudah tidak seperti bentuk aslinya, ini dikarenakan terjadi perbaikan total pada bangunan masjid pada 1980. Masjid ini terdiri dari bangunan utama dan serambi.
Adapun serambi merupakan bangunan semi terbuka yang mempunya atap limasan. Sedangkan di ruang bangunan utama terdapat empat tiang utama yang terbuat dari beton yang dilapisi papan kayu berukir dan dipenuhi oleh peralatan masa kini.
Bila dilihat dari luar, bangunan masjid tidak nampak karena tertutup oleh serambi dan bangunan penunjang fasilitas lain yang dibuat berlantai dua.
Sampai saat ini, masih banyak peziarah yang datang ke makam Sunan Muria. Meskipun untuk mencapai makam ini mereka harus menaiki anak tangga yang tinggi, namun tak menyurutkan jumlah peziarah yang datang setiap tahunnya. []