Jejak Kemahdian Dinasti Al-Murabitun dan Al-Muwahhidun
HIDAYATUNA.COM – Jejak kemahdian dalam sejarah Islam telah mencatat kehadiran orang-orang yang dianggap Imam Mahdi. Mereka mempelopori gerakan dari berbagai penjuru dunia Islam. Terutama saat Dinasti Al-Murabitun dan Dinasti Al-Muwahhidun.
Abad ke-11 dan 12 dalam sejarah Islam di Maroko, Australia bagian Utara munculan dua dinasti besar. Yaitu Dinasti Al-Murabitun dan Dinasti Al-Muwahhidun.
Dinasti Al-Murabitun dan Dinasti Al-Muwahhidun muncul oleh semangat memurnikan kembali ajaran Islam. Itu dilakukan dengan menggalang kekuatan suku-suku di Afrika yang saling bermusuhan.
Dinasti Al-Murabitun dan Dinasti Al-Muwahhidun sekaligus menjadi medan jihad melawan penyelewengan-penyelewengan syariat Islam.
Abdullah Yasin adalah pelopor Dinasti Al-Murabitun. Ia seorang ulama sufi. Abdullah Yasin kemudian didatangkan dari Makkah untuk menjadi guru dan qadhi di Maroko.
Dinasti Al-Muwahhidun dipelopori oleh Muhammad bin Abdullah bin Tumart. Ia adalah seorang ulama yang dianggap mahdi.
Dalam sejarah Islam, ulama yang menjadi pelopor gerakan dan menumbangkan pemerintah yang berkuasa, bukanlah sesuatu yang istimewa sebenarnya.
Kenyataan tersebut merupakan ke-khasan yang paling menonjol yang dimiliki institusi sosial keagamaan Muslim di Afrika Utara. Hal ini diungkapkan oleh Ernest Gellner dalam bukunya Muslim Society.
Orang-orang yang dianggap Imam Mahdi ialah Ibn Falah al-Mushasha di Khuzestan dengan gerakannya Syi’ah al-Mushashain. Kemudian Muhammad Ahmad di Sudan dengan gerakannya Mahdiyyah.
Ketiga adalah Shukri Musthafa di Mesir dengan gerakannya Tafsir wal Hijrah. Keempat, Muhammad bin Abdullah al-Qahtani yang memiliki gerakan Ikhwan di Arabia, dan lainnya.
Tipe gerakan yang dipelopori oleh para mahdi tersebut masih memiliki kemiripan. Ciri khas yang paling menonjol pada pemanfaatan karisma yang dimiliki para mahdi.
Karisma tersebut sukses menarik pengikut yang dengan sukarela menyerahkan diri untuk mencapai tujuan para mahdi.
Ulama yang “di-mahdi-kan” dan sukses dalam gerakan mahdisme yang revolusioner adalah Ibn Tumart. Perjuangannya membuahkan kesuksesan hingga lahirlah dinasti besar di Maroko, yakni Dinasti al-Muwahhidun. Dinasti ini kemudian melahirkan kembali tokoh-tokoh besar lainnya yang berpengaruh dalam sejarah pemikiran Islam seperti, Ibn Tufayl dan Ibn Rusyd.