Jawaban Istikharah Bukan dari Mimpi Tapi Melalui Hati
HIDAYATUNA.COM – Kira-kira, seperti apa jawaban Allah atas istikharah kita? Apakah lewat suara secara langsung? Mana mungkin! Apakah lewat pertanda-pertanda tertentu yang entah bagaimana caranya bisa kita kenali?
Apakah lewat mimpi malam hari yang terulang berkali-kali, atau lewat surat tertulis misterius? Seperti surat misterius tentang filsafat yang diterima secara rutin oleh Shopie ciptaan Jostein Gaarder.
Orang-orang banyak beranggapan kalau jawaban istikharah itu akan muncul lewat mimpi. Nanti akan ada mimpi yang jadi petunjuk untuk kita.
Seorang teman perempuan punya anggapan yang serupa, dan dia mengeluh ke saya. Dia punya masalah dan sedang dirundung bingung.
Saking parahnya kebingungan yang dialaminya, dia sampai belepotan bicaranya. Seperti terburu-buru, tapi dia tidak sedang buru-buru. Seperti dikejar sesuatu, padahal dia sedang duduk di kursi.
Memakai Hati
Ceritanya, dulu dia kebingungan mau pilih program studi apa sebelum kuliah. Dalam bayangannya tidak akan ada lagi kebingungan karena saat ini dia sudah masuk ke dalam pilihan.
Tapi, namanya hidup masalah akan terus ada. Sekarang ketika sudah kuliah, dia bingung lagi karena masih harus menentukan pilihan.
“Aku sudah istikharah berkali-kali lho,” keluhnya. Ketika saya tanyakan kelanjutannya bagaimana, dia berkilah tidak tahu karena menurutnya belum ada tanda-tandanya.
Dalam menemukan jawaban istikharah, sebaiknya kita lebih banyak menggunakan hati. Teman saya tadi masih bimbang bagaimana yang dimaksud dengan memakai hati itu.
Rasakanlah dengan pelan-pelan dan hati-hati, periksa dengan teliti, ke manakah sebenarnya hatimu condong.
Mungkinkah Jawaban Istikharah Datang Lewat Mimpi?
Sekonyong-konyong, saya ingat apa yang pernah disampaikan oleh Romo Kiai Katib. Persis, sama persoalannya “jawaban istikharah”. Romo Kyai memberi penjelasan yang bagi saya sangat sederhana dan mudah dimengerti.
Menurut Romo Kiai, jawaban dari istikharah itu bukan mimpi. Sebab, kalau memang jawabannya mimpi, persoalannya jadi makin rumit.
Pertama, coba jawab, dari mana asal mimpi itu? Mungkin saja dari setan. Kedua, apa kira-kira tafsiran yang tepat untuknya? Susah, kan? Ketiga, apakah setiap mimpi selalu punya atau menyimpan makna tertentu?
Kita tidak tahu itu. Kalaupun toh kita bersama-sama berusaha mencari tahu, jawaban yang kita temukan saya kira tidak akan bisa maksimal. Semua pasti hanya sebatas dugaan-dugaan saja.
Sebab kita sudah tak punya lagi sosok seperti Nabi Yusuf yang pandai menafsirkan mimpi, dan tafsiran mimpinya selalu tepat seperti perkiraannya. Kalau ada sosok yang menggantikan beliau, siapakah dia? Dapatkah kita bersama-sama membuktikan ketepatan tafsiran mimpi setiap orang di dunia ini?
Kemantapan Hati
Jawaban dari istikharah adalah kemantapan hati. Begitu Romo Kyai menjelaskan. Kalau seseorang sudah serius melakukan salat istikharah, pasti pada saatnya nanti hatinya akan dibuat mantap pada satu pilihan.
Ukuran serius di sini artinya kita tidak hanya melakukan salat istikharah satu kali saja, melainkan berkali-kali sampai kemantapan itu datang dan masuk ke dalam batin. Ukuran lainnya adalah menerapkan tata cara salat yang baik dan benar sesuai dengan syariat.
Kalau semuanya sudah terpenuhi, tahap berikutnya adalah ‘menunggu’. Ini pun tidak mudah. Menunggu butuh kepercayaan, butuh keyakinan, butuh harapan yang tak gampang sirna.
Pada tahap ini, keimanan kita pada Allah benar-benar diuji. Seberapa lama kita akan bersabar menunggu jawaban itu? Kemantapan hati itu. Kalau jawaban itu lama tak kunjung datang, kemantapan hati itu tak kunjung masuk ke hati, masih akan percayakah kita?
Fa idza ‘azamta fatawakkal ‘alallohi. (Ali Imran: 159)
Perlu pula diingat, bahwa istikharah bukan hanya untuk memilih antara dua pilihan yang membuat hati bimbang. Ketika hanya ada satu pilihan pun, bahkan sudah memilih, istikharah juga berfungsi, yaitu untuk memantapkan pilihan.
Ini juga berlaku ketika seorang laki-laki ingin melamar seorang gadis. Istikharah berfungsi untuk meyakinkan diri bahwa pilihannya memang benar, bahwa gadis yang akan dilamarnya adalah memang benar-benar perempuan yang ditakdirkan menjadi jodohnya.
Janganlah kita mengandalkan mimpi! Sebab mimpi sama sekali tak pasti, sebab mimpi sulit untuk dimaknai dan ditafsiri. Istikharah benar-benar menguji keimanan kita pada Allah apakah kuat atau sebenarnya masih amat lemah.