Jangan Rusak Keistimewaan Ramadhan

 Jangan Rusak Keistimewaan Ramadhan

Muslim Family Fun Day Digelar di Stadion Watford FC (Ilustrasi/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Saat di berbagai tempat mulai terpasang spanduk yang bertuliskan “Marhaban ya Ramadhantak terkecuali juga di masjid-masjid tempat beribadah umat Islam. Itu berarti bahwa, selain menjadi sebuah penanda dari tahun ke tahun, jika bulan suci Ramadhan akan segera tiba. Sekaligus sebagai ekspresi masyarakat dalam menyambut bulan yang amat istimewa.

Tetapi, dalam hal ini, saya meduga bahwa tidak seluruhnya masyarakat muslim menyadari atas keistimewaan bulan Ramadhan itu. Oleh sebab itu, mari kita telisik bersama, agar kita semua mengetahui dan segera menyadari bahwa bulan Ramadhan ini sungguh istimewa. Jangan sampai keistimewaan bulan suci ramadhan rusak dan hilang begitu saja oleh sikap-sikap remeh dari kita.

Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan

Ramadhan, selain bulan di mana diturunkannya Alquran, juga sebagai bulan penuh keberkahan, hadirnya malam lailatul qodar, dan juga bulan pengampunan. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa di bulan suci Ramadhan ini, juga terdapat keistimewaan lainya. Seperti misalnya pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup.

Hal ini berdasar pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, bahwa beliau telah mengabarkan. Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila datang bulan Ramadhan, maka dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, serta semua setan dibelenggu”. (HR. Muslim).

Nah, jika semua setan dibelenggu, mengapa ya kira-kira, kita masih kerap menjumpai ada orang-orang yang melakukan kemaksiatan, kejahatan dan kekerasan. Bahkan ada yang hanya sekadar tidak menunaikan ibadahah puasa? Benarkah semua setan dibelenggu?

Menurut Al-Qurthubi, bahwa di bulan suci Ramadhan jumlah kejahatan dan kemaksiatan itu berkurang dari orang-orang berpuasa yang benar-benar memelihara syarat dan etika puasa. Sedangkan setan yang dibelenggu itu tidak semuanya, tetapi hanya sebagian, yakni yang ingkar saja.

Menurut beliau, kalau pun semua setan dibelenggu, bukan berarti tidak akan terjadi kejahatan dan maksiat. Sebab maksiat dan perilaku jahat terjadi selain karena godaan setan juga karena nafsu jahat manusia itu sendiri, yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitarnya.

Pendapat Al-Quthubi itu, saya kira sejalan dengan hadis ini, bahwa nabi Muhammad Saw. pernah menguraikan keistimewaan bulan Ramadhan lebih terperinci:

“Apabila tiba malam pertama bulan Ramadhan, dibelenggulah para setan dan jin yang jahat. Juga ditutuplah pintu-pintu neraka sehingga tiada satu pun pintu yang terbuka. Sejak malam itu pula dibukaklah pintu-pintu surga. Hingga tiada satu pun pintu yang tertutup. Pada setiap bulan Ramadahn ada seruan: ‘Wahai orang yang ingin berbuat baik, majulah. Wahai orang yang ingin berbuat jahat, berhentilah.’ Allah Swa juga membebaskan banyak orang dari api neraka. Dan yang demikian itu terjadi setiap malam di bulan Ramadhan.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim dari Abu Hurairah ra).

Jagalah ‘Keistimewaan’ Bulan Suci Ramadhan

Kalau kita, sebagai manusia mengabsen apa saja keistimewaan bulan suci Ramadhan, saya kira tidak akan mampu karena saking banyaknya keistimewaan-keistimewaan di dalamnya. Selain, keistmewaan di atas, saya beri contoh satu lagi, yakni, bahwa bulan Ramadhan adalah bulan penghapusan dosa.

Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa bulan Ramadhan dengan beriman dan mengharap ridha Allah, Niscaya diampuni dosa-dosanya pada masa lalu.” (HR. Bukhori Muslim, dari Abu Hurairah ra)

Begitu banyak, keistimewaan-keistimewaan bulan suci Ramadhan, ‘eman’ jika sebuah keistimewaan itu lewat begitu saja tanpa arti. Oleh sebab itu, mari kita menyadari betul, dan memanfaatkan momentum dari bulan suci Ramdhan ini, salah satunya dengan berbuat baik.

Mari kita contoh kanjeng Nabi Muhammad Saw. Hal ini, sesuai dengan apa yang telah dikabarkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa,

“Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak berbuat kebaikan. Puncak kemurahan hari beliau adalah selama bulan Ramdhan. Pada bulan itu, Jibril mendatangi beliau, hingga Rasulullah Saw. memperdengarkan Al-Quran kepadanya. Dan sewaktu Jibril menemui beliau, Rasulullah Saw. berbuat kebaikan lebih banyak daripada angin yang berembus kencang.” (HR. Bukhori, Muslim, Ahmad, Nasa’i, Baghawi, dan Ibnu Sad).

Dengan demikian, bulan suci Ramadhan, selain bulan yang amat istimewa. Sekaligus merupakan bulan yang penuh dengan kesempatan-kesempatan bagi setiap individu untuk lebih meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT.

Hal tersebut dilakukan dengan menjalakan beribadah dengan sungguh-sungguh, beribadah secara vertikal (kepada Allah) maupun Horisontal (berbuat baik kepada sesama manusia). Dengan itu, saya kira keistimewaan bulan suci Ramadhan tidak akan rusak atau hilang begitu saja.

Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Semoga kita tergolong di kalangan oarang-oarang yang senantiasa bertakwa kepada Allah Sawt.

Rojif Mualim

https://hidayatuna.com

Alumni Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta, Pengajar dan Peneliti, Peminat Kajian Sosial dan Keislaman

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *