Jangan Percaya Bila Ada yang Bertemu Nabi Khidir

 Jangan Percaya Bila Ada yang Bertemu Nabi Khidir

Mengenal Empat Tingkatan Manusia (Ilust/Hidayatuna)

HIDAYATUNA.COM – Nabi Khidir dikisahkan masih hidup di dunia. Namun entah di mana keberadaan beliau saat ini, hanya Allah yang Maha Mengetahui. Jika ada orang di zaman ini yang mengaku sebagai Nabi Khidhir atau bertemu Nabi Khidhir AS, jangan percaya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ra mengatakan: “Jin juga banyak mendatangi manusia di beberapa tempat, dan mengatakan bahwa dia adalah Khidhir sehingga orang itu meyakini bahwa memang itu Khidhir, padahal dia hanyalah jin.

Setan pun tidak berani mengatakan kepada seorang pun dari sahabat Nabi, bahwa dia itu Khidhir. Tidak seorang pula dari sahabat Nabi mengatakan bahwa saya telah melihat Khidhir.

Hal ini hanya terjadi setelah zaman sahabat. Namun semakin mendekati akhir zamannya, semakin banyak kejadiannya.

Bahkan jin biasa mendatangi kaum yahudi dan nasrani, dan mengatakan bahwa dia Khidhir sehingga kaum Yahudi punya Sinagog yang dikenal dengan Sinagog Khidhir. Begitu pula banyak gereja kaum Nasrani dikunjungi oleh Khidhir ini.

Dalam Kitab Annubuwwat, hal: 1056-1058, Khidhir palsu yang mendatangi orang ini berbeda dengan khidhir yang mendatangi orang itu. Sebab itu di antara mereka ada yang mengatakan bahwa setiap wali itu memiliki Khidhir (sendiri-sendiri). Padahal sebenarnya itu hanyalah Jin yang bersamanya.

Syeikhul Islam ra juga mengatakan: “Tidak ada sahabat Nabi yang mengatakan bahwa dia didatangi oleh Khidhir. Sesungguhnya Khidhir (yang bersama) Musa telah wafat. Dan Khidhir yang banyak mendatangi manusia, itu hanyalah jin yang menyerupakan dirinya dengan rupa manusia, atau manusia pendusta.”

Dijelaskan pula dalam Majumu’ul Fatawa, 1/249 bahwa malaikat tidak mungkin mengaku Khidir. Sebab malaikat tidak akan berdusta. “Dan tidak mungkin itu malaikat dengan perkataannya ‘saya adalah Khidhir’ karena malaikat itu tidak akan berdusta. Melainkan yang berdusta hanyalah jin, dan manusia dan para Sahabat Nabi itu lebih berilmu untuk digoda dengan tipuan semacam ini.” (Majumu’ul Fatawa, 1/249)

Redaksi

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *