Jangan Hina Orangtua

Strategi Mengontrol Amarah Menurut Al-Qur’an (Ilustrasi/Hidayatuna)
HIDAYATUNA.COM – Namanya orang ribut, kadang saling hina dan saling cela dengan sesama. Macam-macam tehniknya, yang paling klasik adalah menertawakan cacat fisik seseorang.
Namun ketika hinaan mulai merambat ke orangtua, saya katakan itu sudah off-side. Sebab lawan yang kita hina orangtuanya itu akan membalas menghina orangtua kita juga. Ujung-ujungnya seperti kita menghina orangtua kita sendiri.
Kita juga menemukan kisah bagaimana Nabi Saw menegur Abu Dzar yang menghina Bilal. Sampai ada ungkapan Nabi Saw:
إﻧﻚ اﻣﺮؤ ﻓﻴﻚ ﺟﺎﻫﻠﻴﺔ
Kamu itu orang yang masih ada sisa jahiliyah.
Makanya di dalam Alquran, kita dilarang menghina tuhan sesembahan orang kafir. Bukan karena agama mereka benar tapi kita tidak mau orang kafir nanti membalas menghina Tuhan kita.
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. (QS. Al-Anam : 108)
***
Pengalaman saya kalau mengkritik suatu produk, fokus pada produknya itu saja. Tidak perlu bawa-bawa nama perusahaannya, apalagi negaranya.
Mengkritik Handphone (HP) China itu harus hati-hati, sebab HP China itu banyak jenisnya. Bahkan I-Phone pun dibikin di China juga. Memang kesannya HP China itu jelek, setidaknya di masa lalu tapi HP China hari ini rata-rata sudah berubah. Hati-hati menjelekkan HP China, banyak yang marah soalnya.
Mengkritik tokoh juga begitu. Fokus pada pemikirannya saja, sedangkan almamaternya, ormasnya, bahkan perguruannya, kalau bisa jangan dibawa-bawa.
Jangan sampai ikan nggak dapat, malah airnya jadi keruh. Cari ikan yang cerdas itu pakai tehnik, bagaimana caranya biar dapat ikannya, tapi airnya nggak butek.
Penulis : Ustaz Ahmad Sarwat