Jamaah Ngeyel Tak Patuhi Protokol, Ini Tindakan Tegas Pemerintah Mesir
HIDAYATUNA.COM – Otoritas Mesir telah menutup kembali masjid utama di Kairo sampai pemberitahuan lebih lanjut setelah jamaah masjid tersebut gagal mematuhi tindakan pencegahan penyebaran Covid-19.
Kementerian Wakaf yang merupakan otoritas bertanggung jawab atas masjid-masjid di Kairo, secara tegas mengatakan pihaknya memutuskan untuk menutup kembali Masjid Al Hussain dan mengarahkan para imam serta staf lainnya diinterogasi karena alasan “melalaikan tugas”.
Dilansir dari Gulf News, kementerian tersebut sebelumnya telah mendesak stafnya dan penanggung jawab masjid untuk meningkatkan kesadaran jamaah tentang pentingnya mengamati tindakan pencegahan dan untuk menindaklanjuti kepatuhan ketika masjid-masjid kembali dibuka untuk sholat dan menutupnya setelah sholat berakhir untuk menghindari tanggung jawab hukum.
Penutupan Masjid Al Hussain mulai berlaku kembali Kamis (2/7/20) malam. Itu terjadi hampir seminggu setelah Mesir membuka kembali masjid-masjid nasional untuk sholat harian kecuali sholat Jumat. Pada saat itu, pihak berwenang mendesak para jamaah untuk secara ketat mematuhi protokol untuk mencegah proliferasi Covid-19. Seperti menjaga jarak, menggunakan sajadah sendiri, dan melakukan wudhu di rumah.
Beberapa masyarakat di sekitar Masjid Al Hussain mengeluhkan tentang adanya jamaah yang melanggar tindakan pencegahan Covid-19 tersebut.
“Sejak dibuka kembali, masjid sudah sangat ramai,” kata seorang pria bernama Farhat. “Beberapa jamaah biasanya tetap berada di dalam masjid setelah salat. Yang lain mengabaikan aturan jarak meskipun ada tanda-tanda lantai, ”katanya dikutip hidayatuna.com, Sabtu (4/7/20).
Maret lalu, pemerintah menutup tempat ibadah di Mesir sebagai bagian dari langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus di negara berpenduduk sekitar 100 juta orang.
Mesir sejauh ini telah mencatat total 71.299 infeksi, termasuk 3.120 kematian terkait di tengah lonjakan kasus harian.
Pemerintah Mesir baru-baru ini melonggarkan beberapa pembatasan terkait virus, termasuk mengakhiri jam malam, untuk merevitalisasi ekonomi. (AS/Hidayatuna)