Jalan Menuju Saintis Al-Qur’an

 Jalan Menuju Saintis Al-Qur’an

Jalan Menuju Saintis Al-Qur’an

HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Universitas Darussalam Gontor menyambangi kami di Komisi Fatwa MUI Jatim, studi banding tentang ayat-ayat hukum yang berkaitan dengan halal dan haram.

Karena di kantor MUI Jatim sedang ada acara yang mendesak maka kami mencarikan tempat alternatif untuk menghormati para tamu.

Pilihan akhirnya jatuh di serambi Masjid An-Nur Kalisari seberang kawasan THR.

Kami pun meminta maaf atas keadaan. Namun secara garis besar pertemuan tadi banyak menghasilkan bekal bagi para mahasiswa jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir untuk persiapan jelang skripsi.
Sebelum ke MUI, rombongan ini sowan kepada Dr KH Mustain Syafi’i, kiai dari Jombang yang ahli di bidang Al-Qur’an menggali sisi tafsir sufi.
Setelah dari MUI berlanjut ke BMKG di Juanda, untuk memperdalam ayat-ayat Al-Qur’an berkaitan cuaca, hujan dan gejala alam lainnya.
Saya sudah menyiapkan slide dan proyektor. Ayat yang berkaitan dengan hukum banyak saya ambilkan berkaitan dengan permasalahan kontemporer.
Karena di Himpunan Fatwa MUI juga sangat banyak problematika aktual dan hampir keseluruhannya menggunakan dalil umum dalam Al-Qur’an.
Saya sampaikan di bagian kesimpulan bahwa Al-Qur’an semuanya menjadi sumber ilmu. Ayat hukum menjadi Fikih. Keindahan bahasanya menjadi ilmu balaghah.
Struktur bahasanya menjadi ilmu gramatika Arab. Keimanan di dalamnya menjadi ilmu Akidah. Bacaan lafaznya menjadi ilmu qiraat.
Ayat-ayat Kauniyah tentang alam dan tata surya juga akan mengantarkan kepada seorang saintis, dan sebagainya.
Benar sabda Nabi tentang Al-Qur’an:
الذي لا تنقضي عجائبه
Artinya: “Al-Qur’an tak pernah habis keajaiban- keajaiban di dalamnya.” (HR. Tirmidzi)
[]

Ma'ruf Khozin

Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *